Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

ASAM BASA (PART III)

Derajat Keasaman (pH) Ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan ditentukan dari konsentrasi ion hidrogen. Untuk memudahkan pengukuran, konsentrasi ion hidrogen dinyatakan dalam pH (pangkat hidrogen) . Konsep pH dikemukakan oleh ahli biokimia dari Denmark S . P . Sorensen pada tahun 1909 . Menurut Sorensen, pH merupakan logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen dan dirumuskan menurut persamaan berikut: pH = -log[H + ] Untuk mengukur konsentrasi O H -  dari suatu larutan basa dinyatakan dengan pOH, yang dirumuskan sebagai berikut: pOH = -log[ O H - ] Hubungan antara pH dan pOH diturunkan dari persamaan tetapan ionisasi air ( K w ) pada suhu 25 o C, yaitu: [ H + ][ O H - ] =  K w -log  [ H + ][ O H - ] =  K w -log  [ H + ] +  -log  [ O H - ] = -log  10 -14 pH + pOH = 14 pH = 14 - pOH Baca juga : Asam dan Basa (Part I) Asam dan Basa (Part II) Untuk lebih memahami konsep pH dan pOH, perhatikan beberapa contoh berikut . Air murni merupakan larutan

ASAM BASA (PART II)

Sifat Asam dan Basa Ionisasi dalam Air Air murni umumnya dianggap sebagai larutan nonelektrolit. Artinya, di dalam air murni tidak terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi dari hasil pengukuran alat uji elektrolit yang tepat, air menunjukkan sifat elektrolit meskipun sangat lemah. Hal ini berarti sebagian kecil molekul air dapat terion menurut persamaan reaksi berikut. H 2 O (l) ⇌H + (aq) + OH - (aq) Reaksi ionisasi air merupakan reaksi kesetimbangan. Berdasarkan hukum kesetimbangan, maka harga tetapan kesetimbangan dari reaksi ionisasi air adalah: Konsentrasi dari ion-ion yang dihasilkan pada ionisasi air sangat sedikit. Akibatnya konsentrasi  H 2 O dianggap tidak berubah (tetap) sehingga hasil kali K [ H 2 O] akan memberikan harga yang tetap dan dilambangkan dengan  K w  (tetapan kesetimbangan air) . Berdasarkan hasil pengukuran, harga Kw bervariasi pada suhu yang berbeda. Semakin tinggi suhu pengukuran, harga  K w  semakin besa

ASAM BASA (PART I)

Teori Asam dan Basa Tahukah kalian apa itu asam dan apa itu basa? Kata "asam" mungkin bukan sesuatu yang asing lagi bagi kita. Asam identik dengan sesuatu yang bersifat kecut atau masam. Buah asam jawa dinamakan "asam" karena rasanya yang asam atau masam sehingga banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat makanan yang rasanya asam seperti sayur asam. Selain "asam jawa", penggunaan kata asam juga digunakan untuk rasa jeruk nipis, belimbing, mangga, dan buah-buah lain yang memiliki rasa sejenis. Penggunaan kata asam bukan hanya untuk rasa, tapi juga bau. "Bau asam" identik digunakan untuk bau yang tidak enak, menyengat, menusuk masuk melalui lubang hidung. Apalagi kalau baunya menetap lama di hidung, rasanya sudah seperti mau muntah. Bau seperti ini biasa kita jumpai pada buah yang sudah membusuk. Ketika melewati tempat pembuangan sampah, bau seperti ini juga kita temui. Sebenarnya contoh "bau asam" tidak perlu jauh-jauh, pada dir

Kereaktifan Senyawa Turunan Asam Karboksilat

Kereaktifan Senyawa Turunan Asam Karboksilat Senyawa turunan asam karboksilat adalah senyawa yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan asam karboksilat. Beberapa derivat asam karboksilat sebagai berikut. Halida Asam (Alkanoil halida) Anhidrida Asam Ester Amida Nitril Kecuali senyawa nitril, semua derivat asam karboksilat mengandung gugus  R-C=O (asil) dan anhidrida. Senyawa turunan asam karboksilat dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik . Nukleofilik yang menyerang senyawa turunan asam karboksilat tidak serta merta masuk dan langsung menggantikan salah satu substituen pada senyawa turunan asam karboksilat, namun berlangsung dalam dua tahap reaksi . Dua tahap reaksi yang dimaksud adalah reaksi adisi kemudian diikuti oleh reaksi eliminasi . Mula-mula terjadi pembentukan intermediat tetrahedral melalui reaksi adisi Kemudian terjadi eliminasi salah satu dari dua substituen pada atom C karbonil, maka secara keseluruhan terjadi reaksi substitusi nukleof