Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Senyawa Koordinasi / Senyawa Kompleks

Pendahuluan Senyawa koordinasi adalah senyawa yang pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan kovalen koordinasi. Sedangkan senyawa kompleks adalah senyawa yang pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan kovalen koordinasi antara ion logam atau atom logam dengan atom non logam. Contoh senyawa kompleks adalah [Co(NH 3 ) 6 ]Cl 3 . Teori Werner Werner mengusulkan untuk menuliskan semua molekul dan ion di dalam kurung persegi, sedangkan anion ion bebas (yang terdisosiasi dari ion kompleks ketika larut dalam air) ditulis diluar kurung. Tatanama Senyawa Koordinasi Terdapat dua cara penamaan senyawa kompleks / koordinasi, yaitu : berdasarkan nama dan jumlah ligan serta nama atom pusat beserta tingkat oksidasinya, contoh:(NH 4 ) 3 [CuCl 5 ] = amonium pentachlorocuprat(II) berdasarkan nama dan jumlah ligan, nama atom pusat serta muatan dari kompleks yang ada, contoh: (NH 4 ) 3 [CuCl 5 ] = amonium pentachlorocuprat(-3) Tatanama senyawa kompleks juga dibedakan berdasarkan jen

Menghitung Derajat Kekurangan Atom Hidrogen

Dalam spektroskopi senyawa organik, sebelum menentukan struktur dari suatu senyawa organik terlebih dahulu kita harus menentukan apakah senyawa tersebut mempunyai ikatan rangkap atau tidak. Kalau iya, berapa jumlah ikatan rangkap dari senyawa tersebut. Hal ini kita lakukan untuk memudahkan dalam penentuan struktur dari senyawa tersebut. Banyaknya jumlah ikatan rangkap setara dengan 1/2 kali jumlah kekurangan atom hidrogen. Jumlah ikatan rangkap biasa juga disebut dengan derajat kekurangan atom hidrogen atau derajat ketidakjenuhan. Satu angka ketidakjenuhan setara dengan satu ikatan rangkap dua atau setara dengan satu buah siklik, dan satu ikatan rangkap tiga setara dengan dua ikatan rangkap dua. Angka ini dapat ditentukan menggunakan rumus berikut: Contoh: Tentukan derajat ketidakjenuhan dari molekul C 6 H 6 NBr! derajat ketidak jenuhan = 1/2 ( 2x6 + 2 - 6 - 1 + 1) = 1/2 (8) = 4 Jadi molekul  C 6 H 6 NBr memiliki 4 derajat ketidakjenuhan.

Penentuan Laju Reaksi

Sama halnya dengan kecepatan dalam fisika, laju reaksi dibedakan menjadi dua yaitu laju reaksi rata-rata dan laju reaksi sesaat . Laju reaksi rata-rata Untuk reaksi A + B → C laju reaksinya adalah  Δ didefinisikan sebagai kondisi akhir dikurangi kondisi awal (selisih/perubahan) sehingga laju reaksinya Laju reaksi sesaat Untuk reaksi A + B → C laju reaksinya adalah Lajunya hanya bergantung pada konsentrasi reaktan (A dan B). m dan n merupakan orde reaksi yang dapat ditentukan melalui percobaan. Penentuan Laju Rata-rata Contoh: Berikut adalah grafik perubahan konsentrasi B terhadap waktu. Berapakah laju pengurangan B antara 10 hingga 40 detik? Jawab: r = 0,006 M/s Penetuan Laju Sesaat Untuk reaksi A + B → C laju reaksinya adalah r = k [A] m  [B] n Contoh: Tentukan masing-masing orde reaksi A dan B berdasarkan data percobaan sebagai berikut. 2A (g) + B (g) → 2AB Penyelesaian v = k [A]x [B]y Langkah-langkah penentuan ord

Laju Reaksi

Definisi Ketika kita membakar selembar kertas dan sepotong kayu, maka baik kertas dan kayu akan habis terbakar menjadi abu ataupun arang pada waktu tertentu. Waktu yang dibutuhkan agar kertas habis terbakar disebut waktu reaksi. Banyaknya/jumlah kertas atau kayu yang habis terbakar tiap satuan waktu kita sebut dengan laju reaksi . Laju reaksi (v) didefinisikan sebagai laju berkurangnya jumlah pereaksi (reaktan) per satuan waktu atau laju bertambahnya jumlah hasil reaksi (produk) per satuan waktu. Sebagai contoh reaksi A → B, maka laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut:     atau Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Ketika selembar kertas dan sepotong kayu kita bakar, maka kertas dan kayu akan memiliki waktu yang berbeda untuk habis terbakar. Begitupun dengan ketika kita melarutkan gula pada air panas dan air dingin akan memiliki perbedaan waktu agar semua gula larut. Perbedaan tersebut disebabkan beberapa faktor, yaitu: Konsentrasi : semakin tinggi konsent

Mengenal Metode Titrasi

      Dalam titrasi, penambahan larutan reagen ( titran ) ditambahkan ke analit sampai reaksi selesai. Dari jumlah titran yang diperlukan, kita dapat menghitung jumlah analit yang ada. Titran biasanya diisi pada buret.   Persyaratan utama untuk reaksi titrasi adalah bahwa reaksinya harus memiliki tetapan kesetimbangan yang besar dan prosesnya cepat. Artinya setiap penambahan titran harus benar-benar sempurna dan cepat bereaksi dengan analit sampai analit habis bereaksi. Titrasi yang paling umum adalah titrasi asam basa, oksidasi-reduksi, pembentukan kompleks dan presipitasi.       Titik ekivalen adalah hasil ideal (teoritis) yang kita cari dalam titrasi. Sedangkan yang kita ukur sebenarnya adalah titik akhir yang ditandai dengan perubahan warna larutan. Metode untuk menentukan titik akhir titrasi meliputi : (1) mendeteksi perubahan tiba-tiba dalam tegangan atau arus antara sepasang elektroda, (2) mengamati perubahan warna indikator, (3) mengamati penyerapan cahaya. Indikato

Apa Itu Kimia Organik?? Antara Anda dan Kimia Organik

         Saat anda membaca kata-kata ini, mata anda sedang menggunakan senyawa organik (retina) untuk mengkonversi cahaya tampak menjadi impuls saraf. Ketika anda mengambil hp atau laptop anda, otot anda sedang melakukan reaksi kimia pada gula untuk memberikan energi yang anda butuhkan. Ketika anda memahami atau mengerti, jarak antara sel-sel otak anda sedang dihubungkan oleh molekul organik sederhana (neurotransmitter amina) sehingga impuls saraf dapat diedarkan otak anda. Dan anda melakukan semua itu tanpa sadar sedang memikirkannya.          Kimia organik muncul sebagai upaya tentatif untuk memahami kimia kehidupan. Ahli kimia bekerja sama dengan fisikawan dan matematikawan untuk memahami bagaimana molekul berperilaku dan dengan ahli biologi untuk memahami bagaimana molekul berperan dalam proses kehidupan. Seperti semua ilmu sains, kimia memiliki tempat yang unik  dalam pola pemahaman kita tentang alam semesta. Itu adalah ilmu pengetahuan tentang molekul. Tapi kimia organik leb

Daftar Asam Lemah, Asam Kuat, Basa Lemah dan Basa Kuat serta Anion

Dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan asam basa, pengetahuan akan kekuatan asam dan basa menjadi hal yang sangat penting. Jika siswa tidak bisa membedakan yang mana asam kuat dan yang mana asam lemah ataupun antara basa kuat dan basa lemah, maka akan membuat mereka kesulitan dalam mengerjakan soal asam basa. Menyikapi masih banyaknya siswa yang belum mengetahui jenis-jenis asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah, maka kali ini saya akan memberikan daftar jenis-jenis asam kuat dan lemah serta basa kuat dan lemah. Berikut daftar rumus kimia asam kuat dan lemah serta basa kuat dan lemah beserta namanya. A. Asam Kuat Asam idodida (HI) Asam perklorat (HClO 4 ) Asam bromida (HBr) Asam klorida (HCl) Asam sulfat (H 2 SO 4 ) Asam iodat (HIO 3 ) Asam klorat (HClO 3 ) B. Asam Lemah Asam sulfit (H 2 SO 3 ) ; Ka = 1,5 x 10 -2 Asam fosfat (H 3 PO 4 ) ; Ka = 7,5 x 10 -3 Asam nitrit (HNO 2 ) ; Ka =  Asam fluorida (HF) Asam asetat (CH 3 COOH) ; Ka = 1,8 x 10

Hukum Ketiga Termodinamika

       Jika suatu zat murni didinginkan hingga dekat suhu nol absolut maka semua gerak translasi dan gerak rotasi terhenti dan molekul-molekul mengambil kedudukan tertentu dalam kristal. Molekul hanya memiliki energi vibrasi (disamping energi elektron dan energi inti) yang sama besar, sehingga berada dalam keadaan kuantum tunggal. Ditinjau dari kedudukan dan distribusi energinya, penyusunan molekul-molekul dalam suatu kristal yang sempurna pada 0 K hanya dapat terlaksana dengan satu cara dan entropinya nol. Jadi entropi suatu kristal murni yang sempurna adalah 0 pada 0 K. Pernyataan ini terkenal sebagai Hukum Ketiga Termodinamika, Perlu diperhatikan bahwa hukum ini hanya berlaku pada kristal yang benar-benar sempurna dimana hanya mungkin terdapat satu orientasi saja dari molekul-molekul.

Hukum Kedua Termodinamika

       Hukum Kedua Termodinamika lahir dari pengalaman bahwa kalor tidak dapat diubah seluruhnya menjadi kerja yang setara, dan bahwa semua proses spontan mempunyai arah tertentu. Di sini akan dibahas secara singkat seberapa jauh kalor dapat diubah menjadi kerja dan bagaimana arah dari proses-proses yang terjadi secara spontan. A. Keterbatasan Pengubahan Kalor Menjadi Kerja / Proses Lingkar Carnot        Kalor dapat diubah menjadi kerja listrik atau kerja mekanis dengan mesin kalor (contoh: mesin mobil). Mesin ini bekerja secara berkala antara dua suhu yang berbeda, dan menggunakan medium tertentu (biasanya gas) yang menjalani suatu proses lingkar. Yang dimaksudkan dengan proses lingkar ialah serangkaian proses-proses yang berlangsung sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya sistem kembali ke keadaannya semula. Sadi Carnot (1824) adalah orang pertama yang berhasil menghitung secara teoritis, kerja maksimum yang dapat diperoleh dari suatu mesin (hipotesis) yang bekerja secara re

Sel Volta Buah-buahan

Untuk menguji potensial sel dapat pula dilakukan dengan mencelupkan dua macam logam kedalam buah-buahan yang mengandung larutan asam, kemudian hubungkan kedua logam tersebut dengan Voltmeter seperti pada gambar berikut. Siapkan alat-alat berikut: 1. Buah-buahan (tomat, jeruk nipis, atau belimbing) 2. Voltmeter 3. Kabel dengan capit buaya 4. Logam seng 5. Logam tembaga   Teman-teman yang lain bisa mengganti buahnya dengan buah lain yang mengandung asam seperti mangga dan yang lainnya..buah-buahan ini dapat menyalakan lampu LED... Selamat mencoba...

Perhitungan Perubahan Entalpi (∆H)

1.   Melalui Data ∆H o f . ∆H 0 f merupakan notasi untuk entalpi pembentukan standar suatu zat dari unsur-unsur pembentuknya. Unsur-unsur yang dialam terdapat dalam keadaan bebas ditetapkan ∆H 0 f = 0. ∆H = ∑ ∆ H 0 f ( produk ) - ∑∆ H 0 f ( reaktan ) Contoh: Berikut merupakan persamaan pembakaran butana C 4 H 10(g) + 6 O 2(g) → 4CO 2(g) + 5H 2 O (l) ∆H = - 2658; 3kJ Diketahui : ∆H f CO 2(g) = -393,5 kJ/mol ∆H f H 2 O (g) = -241,8 kJ/mol ∆H f H 2 O (l) = -285,9 kJ/mol Berdasarkan diatas, berapakah entalpi standar pembentukan gas butana C 4 H 10 ? a. 2023 kJ/mol b. -345 kJ/mol c. -124,7 kJ/mol d. 634 kJ/mol e. Tidak dapat ditentukan karena data ∆H f O 2 tidak ada OSK 2009 Jawab : ∆H  =  ∑ ∆ H 0 f ( produk )  -  ∑∆ H 0 f ( reaktan ) ∆H  = (4x ∆H f CO 2 (g)   + 5x ∆H f H 2 O (l) ) - ( ∆H f C 4 H 10(g) ) -2658,3 = [4x(-393,5) + 5x(-