Langsung ke konten utama

Memahami Entalpi dalam Reaksi Kimia: Cara Mengukur Energi yang Dilepaskan atau Diserap

Energi merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Energi terdapat dalam berbagai bentuk seperti energi mekanik, energi panas, energi listrik, energi nuklir, dan lain sebagainya. Namun, pada artikel ini kita akan membahas tentang energi dalam reaksi kimia. Energi sangatlah penting dalam reaksi kimia karena reaksi kimia melibatkan perubahan energi. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana energi dilepaskan atau diserap dalam reaksi kimia, dan bagaimana kita dapat mengukur energi dalam reaksi kimia.

Energi dalam Reaksi Kimia


Reaksi kimia melibatkan perubahan energi, yang dapat berupa pelepasan energi atau penyerapan energi. Ketika reaksi kimia melepaskan energi, disebut sebagai reaksi eksotermik. Contoh reaksi eksotermik adalah pembakaran kayu, dimana kayu dan oksigen bereaksi menghasilkan energi panas dan gas karbon dioksida. Ketika reaksi kimia menyerap energi, disebut sebagai reaksi endotermik. Contoh reaksi endotermik adalah fotosintesis, dimana tumbuhan menyerap energi matahari dan menggunakan energi tersebut untuk menghasilkan glukosa dan oksigen.

Pelepasan energi


Dalam reaksi kimia, perubahan energi dapat diukur dengan menggunakan entalpi (ΔH). Entalpi adalah jumlah energi yang dibutuhkan atau dilepaskan dalam sebuah reaksi kimia pada kondisi tetap. Entalpi dapat diukur dalam satuan Joule (J) atau kilojoule (kJ).

Bagaimana Energi Dilepaskan atau Diserap dalam Reaksi Kimia?


Energi dalam reaksi kimia dapat dilepaskan atau diserap melalui tiga cara yaitu perubahan suhu, perubahan tekanan, dan perubahan konsentrasi.

Perubahan Suhu

Perubahan suhu dapat mempengaruhi reaksi kimia. Ketika suhu meningkat, reaksi eksotermik akan melepaskan lebih banyak energi, sedangkan reaksi endotermik akan menyerap lebih banyak energi. Hal ini disebabkan karena ketika suhu meningkat, molekul dalam reaksi akan bergerak lebih cepat, sehingga energi kinetik meningkat. Hal ini dapat dilihat pada persamaan reaksi berikut:

Reaksi eksotermik: A + B → C + D + energi (panas)

Reaksi endotermik: E + F + energi (panas) → G + H

Pada reaksi eksotermik, energi dilepaskan ketika A dan B bereaksi membentuk C dan D. Pada reaksi endotermik, energi diserap ketika E dan F bereaksi membentuk G dan H.

Perubahan Tekanan

Perubahan tekanan juga dapat mempengaruhi reaksi kimia. Jika tekanan meningkat, reaksi yang melibatkan gas akan menjadi lebih sulit terjadi, karena molekul gas lebih sulit untuk bergerak dan bertabrakan. Hal ini akan mengurangi jumlah tumbukan antar molekul, sehingga reaksi akan lebih lambat terjadi. Sebaliknya, jika tekanan berkurang, maka molekul gas akan lebih mudah untuk bergerak dan bertabrakan, sehingga reaksi akan lebih mudah terjadi. Namun, perubahan tekanan biasanya memiliki dampak yang lebih kecil dibandingkan dengan perubahan suhu.

Perubahan Konsentrasi

Perubahan konsentrasi juga dapat mempengaruhi reaksi kimia. Jika konsentrasi suatu zat dalam reaksi kimia ditingkatkan, maka jumlah tumbukan antar molekul akan meningkat, sehingga reaksi akan lebih mudah terjadi. Sebaliknya, jika konsentrasi suatu zat dalam reaksi kimia dikurangi, maka jumlah tumbukan antar molekul akan berkurang, sehingga reaksi akan menjadi lebih sulit terjadi.

Bagaimana Mengukur Energi dalam Reaksi Kimia?


Entalpi (ΔH) dapat diukur dengan menggunakan kalorimeter. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah energi yang dilepaskan atau diserap dalam sebuah reaksi kimia. Ada dua jenis kalorimeter yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter kop. Kalorimeter bom digunakan untuk reaksi yang melibatkan gas, sedangkan kalorimeter kop digunakan untuk reaksi yang melibatkan zat cair atau padat.

Pada kalorimeter bom, sampel reaksi ditempatkan dalam sebuah bomb kalorimeter yang terdiri dari sebuah tabung baja yang dilapisi dengan bahan isolasi termal. Tabung ini kemudian diisi dengan oksigen dan dipanaskan menggunakan kawat pemanas. Reaksi terjadi dan energi yang dilepaskan atau diserap dapat diukur dengan memantau perubahan suhu di dalam kalorimeter.

Pada kalorimeter kop, sampel reaksi ditempatkan dalam sebuah wadah termal yang ditempatkan dalam air. Wadah termal ini kemudian dipanaskan atau didinginkan dengan suatu sumber panas atau dingin. Energi yang dilepaskan atau diserap kemudian diukur dengan memantau perubahan suhu air di sekitar wadah termal.

Kesimpulan


Energi sangatlah penting dalam reaksi kimia karena reaksi kimia melibatkan perubahan energi. Dalam reaksi kimia, energi dapat dilepaskan atau diserap melalui perubahan suhu, perubahan tekanan, dan perubahan konsentrasi. Entalpi dapat diukur dengan menggunakan kalorimeter. Memahami energi dalam reaksi kimia dapat membantu kita untuk memahami berbagai reaksi kimia yang terjadi di sekitar kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menghitung Volume Gas pada Berbagai Keadaan

Cara menghitung volume gas dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi ketika volume gas tersebut diukur . Kondisi yang dimaksud adalah suhu dan tekanan. Berdasarkan suhu dan tekanan, maka ada 4 cara menghitung volume gas. Kondisi pengukuran volume gas yang pertama adalah pada suhu dan tekanan standar yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm. Untuk mengetahui cara menghitung volume gas pada suhu dan tekanan standar, kita harus mengetahui terlebih dahulu volume molar gas pada keadaan standar. Volume molar adalah volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu . Jika pengukuran dilakukan pada keadaan standar atau STP ( Standard Temperatur and Pressure ), yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm, volume molar gas disebut   volume molar standar . Berdasarkan data hasil berbagai percobaan disimpulkan bahwa pada keadaan standar (0 o C, 1 atm), volume 1 mol gas adalah 22,4 liter. Sehingga untuk menghitung volume gas pada keadaan STP adalah dengan mengalikan mol gas dengan 2

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN OSN 2018 MATERI STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

1.     Spesi ion   mempunyai : A. 17 proton, 17 neutron, dan 16 elektron      B. 17 proton, 17 neutron, dan 20 elektron     C. 16 proton, 21 neutron, dan 17 elektron D. 17 proton, 17 neutron, dan 18 elektron E. 17 proton, 20 neutron, dan 18 elektron Jawab: E Proton (z) = 17 Neutron (n) = A – z = 37 – 17 =20 Elektron (e) = 17 + 1 = 18 2.     Manakah set bilangan kuantum yang diperbolehkan untuk sebuah elektron (n, l , m, s): A.    1, 1, 0, ½                               C. 2, 1, -1, -1/2                      E. 3, 2, -3, ½ B.    2, 1, 0, 0                                D. 2, 1, 2, ½ Jawab: C A: n=1 (kulit pertama) dan l =1 (subkulit p), pada kulit pertama tidak terdapat subkulit p ( tidak diperbolehkan ) B: nilai s = 0 ( tidak diperbolehkan ), nilai s=+1/2 atau s=-1/2 C: n=2 (kulit ke-2), l =1 (subkulit p), m=-1, dan s = -1/2 atau 2p 4 ( diperbolehkan ) D: l =1 (subkulit p) dan m=2 ( tidak diperbol

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN PERSIAPAN OSN 2018 MATERI IKATAN KIMIA

1.     Struktur Lewis berikut ini: adalah representasi dari A.    NO 2 - B.    NO 2 + C.    NO 2 D.    NO 2 + dan NO 2 - E.    NO 2 , NO 2 + dan NO 2 - Jawab: B elektron valensi total NO 2 = 5 + 2 x 6 = 17. Elektron valensi total pada sruktur lewis pada soal di atas adalah 16, sehingga muatan formal senyawa pada struktur lewis di atas adalah 17-16 = +1. Sehingga senyawa tersebut adalah NO 2 + . 2.     Diantara senyawa alkana berikut ini yang mempunyai interaksi van der Waals paling tinggi adalah A.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 B.    CH 3 CH 2 CH 3 C.    CH 3 CH 2 C(CH 2 ) 4 CH 3 D.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 3 E.    CH 3 (CH 2 ) 3 CH 3 Jawab: C Interaksi van der Waals dipengaruhi oleh berat molekul. Semakin tinggi berat molekul semakin tinggi pula interaksi van der Waals. 3.     Jika NaBr larut dalam air, maka jenis gaya antar molekul yang harus diputuskan adalah A.    Gaya ion-ion B.