Langsung ke konten utama

Belajar Tata Nama Senyawa Hidrokarbon Alkana, Alkena, dan Alkuna dengan Mudah

Halo, dalam artikel ini saya akan membahas tentang tata nama senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon dan hidrogen. Senyawa ini sangat penting karena banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti bahan bakar, plastik, minyak, dan sebagainya. Oleh karena itu, pengetahuan tentang tata nama senyawa hidrokarbon sangatlah penting.

Tata nama senyawa hidrokarbon didasarkan pada aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry). Aturan IUPAC bertujuan untuk menyederhanakan dan memudahkan identifikasi senyawa organik. Pada umumnya, tata nama senyawa hidrokarbon terdiri dari dua bagian yaitu nama rantai utama dan nama substituen.

 

Nama Rantai Utama

Rantai utama adalah rantai karbon terpanjang dalam suatu senyawa hidrokarbon. Untuk menentukan nama rantai utama, kita harus menentukan jumlah atom karbon dalam senyawa tersebut. Jumlah atom karbon yang terdapat dalam senyawa hidrokarbon ditunjukkan dengan awalan yang berasal dari bahasa Yunani, seperti met-, et-, prop-, but-, pent-, dan seterusnya.

 Contoh:

Senyawa hidrokarbon dengan lima atom karbon akan disebut pentana (prefix “pent-” dari bahasa Yunani yang berarti lima).

 

Nama Substituen

Substituen adalah gugus yang terikat pada rantai utama. Substituen berupa gugus alkil. Alkil adalah alkana yang kekurangan 1 atom H. Nama substituen ditentukan berdasarkan awalan yang berasal dari nama alkana dengan jumlah atom karbon sejenis, dimana sufiks -ana diganti dengan -il.

Contoh:

Gugus (-CH3) akan disebut dengan metil, berasal dari penamaan alkana CH4, metana.

Gugus (-CH2CH3 atau C2H5) disebut etil, berasal dari penamaan alkana C2H6, etana.

 

Penamaan Senyawa Hidrokarbon dengan Contoh

Mari kita lihat contoh senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C5H12. Langkah pertama adalah menentukan rantai utama yang terpanjang. Kita melihat bahwa rantai utama tersebut memiliki lima atom karbon, sehingga dinamakan pentana. Selanjutnya, kita menentukan gugus-gugus substituen yang terikat pada rantai utama.

 Contoh 1


Dalam senyawa ini, rantai induk memiliki 5 atom C, yaitu pentana dan terdapat gugus metil (-CH3) yang terikat pada atom karbon nomor dua dalam rantai utama. Oleh karena itu, senyawa ini dinamakan 2-metilpentana.



 Contoh 2:


Dalam senyawa ini, terdapat gugus etil (-C2H5) yang terikat pada atom karbon nomor tiga dalam rantai utama, dan terdapat gugus metil (-CH3) yang terikat pada atom karbon nomor dua dalam rantai utama. Oleh karena itu, senyawa ini dinamakan 3-etil-2-metilpentana.



Contoh 3

Dalam senyawa ini, terdapat dua gugus metil (-CH3) yang terikat pada atom karbon nomor tiga dalam rantai utama. Awalan "di" pada dimetil menandakan jumlah gugus metil yang terikat pada rantai induk, yaitu berjumlah dua. Oleh karena itu, senyawa ini dinamakan 3,3-dimetilpentana.


Tata Nama Senyawa Hidrokarbon Alkena

Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap antara atom karbon dalam rantai karbonnya. Ikatan rangkap ini disebut ikatan rangkap atau ikatan rangkap-ganda, tergantung pada jumlah ikatan rangkap dalam molekul senyawa tersebut.

Untuk menamai senyawa hidrokarbon alkena, kita menggunakan aturan-aturan yang sama dengan penamaan senyawa hidrokarbon alkana. Perbedaannya terletak pada penggunaan sufiks -ena yang menunjukkan adanya ikatan rangkap antara dua atom karbon dalam rantai utama.

 Berikut adalah contoh penamaan senyawa hidrokarbon alkena:

 Contoh 1:

Senyawa etena


atau etilena merupakan senyawa hidrokarbon alkena yang memiliki satu ikatan rangkap antara dua atom karbon pada rantai utamanya. Oleh karena itu, senyawa ini dinamakan etena.

 Contoh 2:


Senyawa 2-butena merupakan senyawa hidrokarbon alkena yang memiliki satu ikatan rangkap antara atom karbon kedua dan ketiga dalam rantai utama. Oleh karena itu, senyawa ini dinamakan 2-butena.


Contoh 3:


Dalam senyawa ini, terdapat satu gugus metil (-CH3) yang terikat pada atom karbon nomor tiga dalam rantai utama dan satu ikatan rangkap antara atom karbon nomor satu dan dua. Oleh karena itu, senyawa ini dinamakan 3-metil-1-pentena.



Tata Nama Senyawa Hidrokarbon Alkuna

Alkuna adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap-tiga antara atom karbon dalam rantai karbonnya. Ikatan rangkap ini disebut ikatan rangkap atau ikatan rangkap-tiga, tergantung pada jumlah ikatan rangkap dalam molekul senyawa tersebut.

Untuk menamai senyawa hidrokarbon alkuna, kita menggunakan aturan-aturan yang sama dengan penamaan senyawa hidrokarbon alkana dan alkena. Perbedaannya terletak pada penggunaan sufiks -una yang menunjukkan adanya ikatan rangkap-tiga antara dua atom karbon dalam rantai utama.

Berikut adalah contoh penamaan senyawa hidrokarbon alkuna:

 Contoh 1:

Senyawa 1-butuna merupakan senyawa hidrokarbon alkuna yang memiliki satu ikatan rangkap-tiga antara atom karbon pertama dan kedua pada rantai utamanya. Oleh karena itu, senyawa ini dinamakan 1-butuna.

 Contoh 2:


Senyawa 2-pentuna merupakan senyawa hidrokarbon alkuna yang memiliki satu ikatan rangkap-tiga antara atom karbon kedua dan ketiga pada rantai utama. Oleh karena itu, senyawa ini dinamakan 2-pentuna.


Contoh 3:

Dalam senyawa ini, terdapat satu gugus metil (-CH3) yang terikat pada atom karbon nomor tiga dalam rantai utama dan satu ikatan rangkap-tiga antara atom karbon nomor satu dan dua. Oleh karena itu, senyawa ini dinamakan 3-metil-1-butuna.


Dalam menentukan urutan nama pada senyawa hidrokarbon alkena dan alkuna, prioritas ikatan rangkap lebih tinggi daripada cabang alkil. Oleh karena itu, urutan penamaan pada senyawa hidrokarbon alkena dan alkuna diatur berdasarkan urutan atom karbon yang terikat pada ikatan rangkap, bukan urutan atom karbon yang terikat pada cabang alkil.

 

Pentingnya Penamaan Senyawa Hidrokarbon

Penamaan senyawa hidrokarbon sangatlah penting karena dapat memberikan informasi mengenai struktur senyawa tersebut. Dengan mengetahui nama senyawa hidrokarbon, kita dapat mengetahui jumlah atom karbon dan jenis gugus fungsi yang terdapat dalam senyawa tersebut. Hal ini dapat membantu dalam identifikasi dan sintesis senyawa organik.

Selain itu, penamaan senyawa hidrokarbon juga berguna dalam dunia industri, khususnya dalam produksi bahan bakar dan plastik. Dalam produksi bahan bakar, penamaan senyawa hidrokarbon membantu dalam memilih jenis bahan bakar yang tepat untuk kendaraan. Sedangkan dalam produksi plastik, penamaan senyawa hidrokarbon membantu dalam memilih jenis plastik yang sesuai dengan kebutuhan.

Demikianlah penjelasan mengenai tata nama senyawa hidrokarbon alkena dan alkuna beserta contohnya. Dalam menentukan nama senyawa hidrokarbon, sangat penting untuk memahami aturan-aturan penamaan yang ada agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan nama senyawa hidrokarbon tersebut. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menghitung Volume Gas pada Berbagai Keadaan

Cara menghitung volume gas dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi ketika volume gas tersebut diukur . Kondisi yang dimaksud adalah suhu dan tekanan. Berdasarkan suhu dan tekanan, maka ada 4 cara menghitung volume gas. Kondisi pengukuran volume gas yang pertama adalah pada suhu dan tekanan standar yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm. Untuk mengetahui cara menghitung volume gas pada suhu dan tekanan standar, kita harus mengetahui terlebih dahulu volume molar gas pada keadaan standar. Volume molar adalah volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu . Jika pengukuran dilakukan pada keadaan standar atau STP ( Standard Temperatur and Pressure ), yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm, volume molar gas disebut   volume molar standar . Berdasarkan data hasil berbagai percobaan disimpulkan bahwa pada keadaan standar (0 o C, 1 atm), volume 1 mol gas adalah 22,4 liter. Sehingga untuk menghitung volume gas pada keadaan STP adalah dengan mengalikan mol gas dengan 2

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN OSN 2018 MATERI STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

1.     Spesi ion   mempunyai : A. 17 proton, 17 neutron, dan 16 elektron      B. 17 proton, 17 neutron, dan 20 elektron     C. 16 proton, 21 neutron, dan 17 elektron D. 17 proton, 17 neutron, dan 18 elektron E. 17 proton, 20 neutron, dan 18 elektron Jawab: E Proton (z) = 17 Neutron (n) = A – z = 37 – 17 =20 Elektron (e) = 17 + 1 = 18 2.     Manakah set bilangan kuantum yang diperbolehkan untuk sebuah elektron (n, l , m, s): A.    1, 1, 0, ½                               C. 2, 1, -1, -1/2                      E. 3, 2, -3, ½ B.    2, 1, 0, 0                                D. 2, 1, 2, ½ Jawab: C A: n=1 (kulit pertama) dan l =1 (subkulit p), pada kulit pertama tidak terdapat subkulit p ( tidak diperbolehkan ) B: nilai s = 0 ( tidak diperbolehkan ), nilai s=+1/2 atau s=-1/2 C: n=2 (kulit ke-2), l =1 (subkulit p), m=-1, dan s = -1/2 atau 2p 4 ( diperbolehkan ) D: l =1 (subkulit p) dan m=2 ( tidak diperbol

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN PERSIAPAN OSN 2018 MATERI IKATAN KIMIA

1.     Struktur Lewis berikut ini: adalah representasi dari A.    NO 2 - B.    NO 2 + C.    NO 2 D.    NO 2 + dan NO 2 - E.    NO 2 , NO 2 + dan NO 2 - Jawab: B elektron valensi total NO 2 = 5 + 2 x 6 = 17. Elektron valensi total pada sruktur lewis pada soal di atas adalah 16, sehingga muatan formal senyawa pada struktur lewis di atas adalah 17-16 = +1. Sehingga senyawa tersebut adalah NO 2 + . 2.     Diantara senyawa alkana berikut ini yang mempunyai interaksi van der Waals paling tinggi adalah A.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 B.    CH 3 CH 2 CH 3 C.    CH 3 CH 2 C(CH 2 ) 4 CH 3 D.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 3 E.    CH 3 (CH 2 ) 3 CH 3 Jawab: C Interaksi van der Waals dipengaruhi oleh berat molekul. Semakin tinggi berat molekul semakin tinggi pula interaksi van der Waals. 3.     Jika NaBr larut dalam air, maka jenis gaya antar molekul yang harus diputuskan adalah A.    Gaya ion-ion B.