Langsung ke konten utama

Konfigurasi Elektron: Cara Mudah Menentukan Urutan Tingkat Energi dan Jumlah Elektron dalam Subkulit

Konfigurasi elektron

Konfigurasi elektron adalah topik yang sangat menarik untuk dibahas. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail tentang konfigurasi elektron, termasuk definisi, cara penentuan, dan contoh aplikasi di kehidupan sehari-hari. Mari kita mulai.

Konfigurasi elektron adalah susunan elektron dalam sebuah atom. Elektron adalah partikel sub-atom yang bermuatan negatif dan terletak di sekitar inti atom yang bermuatan positif. Konfigurasi elektron penting dalam kimia karena dapat menentukan perilaku unsur dan senyawa kimia.

Cara Penentuan Konfigurasi Elektron


Menentukan Nomor Atom

Pertama-tama, kita perlu mengetahui nomor atom unsur yang akan kita analisis. Nomor atom adalah jumlah proton di dalam inti atom, yang juga menentukan jumlah elektron pada keadaan netral.

Menentukan Konfigurasi Elektron Dasar

Konfigurasi elektron dasar adalah konfigurasi elektron pada unsur yang telah menempati orbital dengan energi paling rendah. Konfigurasi ini dapat ditemukan di tabel periodik, di mana orbital terisi ditunjukkan dengan simbol di dalam kurung.

Sebagai contoh, konfigurasi elektron dasar unsur karbon (C) adalah 1s2 2s2 2p2. Ini berarti bahwa pada keadaan dasar, karbon memiliki dua elektron pada orbital 1s, dua elektron pada orbital 2s, dan dua elektron pada orbital 2p.

Menentukan Konfigurasi Elektron dengan Aturan Aufbau


Aturan aufbau menyatakan bahwa elektron akan selalu menduduki subkulit dengan energi terendah terlebih dahulu sebelum bergerak ke subkulit yang lebih tinggi. Urutan tingkat energi subkulit elektron dari yang terendah ke yang tertinggi adalah sebagai berikut:

1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < 5d < 6p < 7s < 5f < 6d < 7p



Jumlah elektron dalam tiap subkulit bergantung pada jumlah total elektron dalam atom tersebut. Untuk menentukan konfigurasi elektron, kita dapat menggunakan aturan Aufbau dengan memperhatikan jumlah elektron dalam setiap subkulit.

Berikut adalah jumlah urutan tingkat energi subkulit dan jumlah elektron dalam tiap subkulitnya:

Subkulit 1s memiliki 1 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 2 elektron
Subkulit 2s memiliki 2 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 2 elektron
Subkulit 2p memiliki 3 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 6 elektron
Subkulit 3s memiliki 3 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 2 elektron
Subkulit 3p memiliki 5 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 6 elektron
Subkulit 4s memiliki 4 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 2 elektron
Subkulit 3d memiliki 5 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 10 elektron
Subkulit 4p memiliki 6 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 6 elektron
Subkulit 5s memiliki 5 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 2 elektron
Subkulit 4d memiliki 7 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 10 elektron
Subkulit 5p memiliki 7 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 6 elektron
Subkulit 6s memiliki 6 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 2 elektron
Subkulit 4f memiliki 7 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 14 elektron
Subkulit 5d memiliki 9 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 10 elektron
Subkulit 6p memiliki 9 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 6 elektron
Subkulit 7s memiliki 7 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 2 elektron
Subkulit 5f memiliki 9 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 14 elektron
Subkulit 6d memiliki 11 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 10 elektron
Subkulit 7p memiliki 11 urutan tingkat energi dan maksimal menampung 6 elektron

Contoh penerapan aturan aufbau untuk menentukan konfigurasi elektron:

Misalkan kita ingin menentukan konfigurasi elektron untuk atom karbon (C), yang memiliki nomor atom 6. Berdasarkan aturan aufbau, elektron akan mulai mengisi subkulit dengan energi terendah terlebih dahulu. Sehingga, konfigurasi elektron atom karbon dapat ditentukan sebagai berikut:

1s^2 2s^2 2p^2

Penjelasan: Subkulit 1s pertama diisi oleh 2 elektron, kemudian subkulit 2s diisi oleh 2 elektron. Setelah itu, subkulit 2p diisi oleh 2 elektron. Dalam hal ini, subkulit 2p memiliki 3 urutan tingkat energi (2p1, 2p2, dan 2p3), tetapi hanya 2p1 dan 2p2 yang terisi oleh elektron. Sehingga, konfigurasi elektron karbon adalah 1s^2 2s^2 2p^2.

Sekarang, mari kita terapkan aturan aufbau untuk menentukan konfigurasi elektron atom oksigen (O), yang memiliki nomor atom 8. Berdasarkan aturan aufbau, konfigurasi elektron atom oksigen dapat ditentukan sebagai berikut:

1s^2 2s^2 2p^4

Penjelasan: Seperti pada atom karbon, subkulit 1s pertama diisi oleh 2 elektron, kemudian subkulit 2s diisi oleh 2 elektron. Selanjutnya, subkulit 2p diisi oleh 4 elektron. Dalam hal ini, subkulit 2p memiliki 3 urutan tingkat energi (2p1, 2p2, dan 2p3), dan semua 3 urutan tingkat energi tersebut diisi oleh elektron. Sehingga, konfigurasi elektron oksigen adalah 1s^2 2s^2 2p^4.

Dengan menggunakan aturan aufbau, kita dapat menentukan konfigurasi elektron untuk setiap atom dengan cara yang sistematis dan mudah dipahami. Konfigurasi elektron ini sangat penting untuk memahami sifat kimia dan perilaku atom, serta untuk mempelajari ikatan kimia dan reaksi kimia yang melibatkan atom.


Sebagai contoh, mari kita lihat konfigurasi elektron atom nitrogen (N). Nitrogen memiliki nomor atom 7, yang berarti ada tujuh elektron yang harus diatur dalam konfigurasinya. Konfigurasi elektron dasar nitrogen adalah 1s2 2s2 2p3. Dengan aturan Aufbau, tiga elektron terakhir akan mengisi orbital 2p dengan mengisi orbital 2p satu per satu, sampai setiap orbital terisi dengan satu elektron. Oleh karena itu, konfigurasi elektron nitrogen adalah 1s2 2s2 2p3.

Manfaat Konfigurasi Elektron


Penentuan konfigurasi elektron dapat memberikan banyak informasi tentang sifat-sifat kimia unsur. Misalnya, unsur yang memiliki konfigurasi elektron serupa cenderung memiliki sifat kimia yang serupa. Selain itu, konfigurasi elektron dapat digunakan untuk memprediksi ikatan kimia yang akan terbentuk antara dua unsur.

Konfigurasi elektron juga memainkan peran penting dalam kimia organik. Kimia organik melibatkan molekul organik yang terdiri dari unsur karbon dan hidrogen, serta unsur lainnya seperti nitrogen, oksigen, dan fosfor. Konfigurasi elektron karbon, khususnya, sangat penting dalam kimia organik karena karbon memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan kovalen dengan unsur lainnya.

Kesimpulan


Konfigurasi elektron adalah tata letak elektron pada atom, yang menentukan sifat-sifat kimia unsur. Penentuan konfigurasi elektron melibatkan menentukan nomor atom, konfigurasi elektron dasar, dan menentukan konfigurasi elektron dengan aturan Aufbau. Konfigurasi elektron dapat memberikan informasi penting tentang sifat-sifat kimia unsur dan dapat digunakan untuk memprediksi ikatan kimia yang akan terbentuk antara dua unsur. Semoga artikel ini dapat membantu Anda memahami lebih banyak tentang konfigurasi elektron

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menghitung Volume Gas pada Berbagai Keadaan

Cara menghitung volume gas dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi ketika volume gas tersebut diukur . Kondisi yang dimaksud adalah suhu dan tekanan. Berdasarkan suhu dan tekanan, maka ada 4 cara menghitung volume gas. Kondisi pengukuran volume gas yang pertama adalah pada suhu dan tekanan standar yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm. Untuk mengetahui cara menghitung volume gas pada suhu dan tekanan standar, kita harus mengetahui terlebih dahulu volume molar gas pada keadaan standar. Volume molar adalah volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu . Jika pengukuran dilakukan pada keadaan standar atau STP ( Standard Temperatur and Pressure ), yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm, volume molar gas disebut   volume molar standar . Berdasarkan data hasil berbagai percobaan disimpulkan bahwa pada keadaan standar (0 o C, 1 atm), volume 1 mol gas adalah 22,4 liter. Sehingga untuk menghitung volume gas pada keadaan STP adalah dengan mengalikan mol gas dengan 2

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN OSN 2018 MATERI STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

1.     Spesi ion   mempunyai : A. 17 proton, 17 neutron, dan 16 elektron      B. 17 proton, 17 neutron, dan 20 elektron     C. 16 proton, 21 neutron, dan 17 elektron D. 17 proton, 17 neutron, dan 18 elektron E. 17 proton, 20 neutron, dan 18 elektron Jawab: E Proton (z) = 17 Neutron (n) = A – z = 37 – 17 =20 Elektron (e) = 17 + 1 = 18 2.     Manakah set bilangan kuantum yang diperbolehkan untuk sebuah elektron (n, l , m, s): A.    1, 1, 0, ½                               C. 2, 1, -1, -1/2                      E. 3, 2, -3, ½ B.    2, 1, 0, 0                                D. 2, 1, 2, ½ Jawab: C A: n=1 (kulit pertama) dan l =1 (subkulit p), pada kulit pertama tidak terdapat subkulit p ( tidak diperbolehkan ) B: nilai s = 0 ( tidak diperbolehkan ), nilai s=+1/2 atau s=-1/2 C: n=2 (kulit ke-2), l =1 (subkulit p), m=-1, dan s = -1/2 atau 2p 4 ( diperbolehkan ) D: l =1 (subkulit p) dan m=2 ( tidak diperbol

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN PERSIAPAN OSN 2018 MATERI IKATAN KIMIA

1.     Struktur Lewis berikut ini: adalah representasi dari A.    NO 2 - B.    NO 2 + C.    NO 2 D.    NO 2 + dan NO 2 - E.    NO 2 , NO 2 + dan NO 2 - Jawab: B elektron valensi total NO 2 = 5 + 2 x 6 = 17. Elektron valensi total pada sruktur lewis pada soal di atas adalah 16, sehingga muatan formal senyawa pada struktur lewis di atas adalah 17-16 = +1. Sehingga senyawa tersebut adalah NO 2 + . 2.     Diantara senyawa alkana berikut ini yang mempunyai interaksi van der Waals paling tinggi adalah A.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 B.    CH 3 CH 2 CH 3 C.    CH 3 CH 2 C(CH 2 ) 4 CH 3 D.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 3 E.    CH 3 (CH 2 ) 3 CH 3 Jawab: C Interaksi van der Waals dipengaruhi oleh berat molekul. Semakin tinggi berat molekul semakin tinggi pula interaksi van der Waals. 3.     Jika NaBr larut dalam air, maka jenis gaya antar molekul yang harus diputuskan adalah A.    Gaya ion-ion B.