Langsung ke konten utama

Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit: Apa itu dan Apa Bedanya?

 Larutan adalah campuran homogen dari zat-zat yang terlarut dalam pelarut tertentu. Dalam kimia, larutan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu larutan elektrolit dan non-elektrolit. Kedua jenis larutan ini memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda, sehingga memahami perbedaan antara keduanya sangat penting.

Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang mengandung senyawa yang dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa-senyawa tersebut biasanya terdiri dari ion-ion yang dapat bergerak bebas dalam larutan. Ion-ion ini dapat dihasilkan dari senyawa-senyawa seperti garam, asam, atau basa yang larut dalam air.

Ketika senyawa elektrolit terlarut dalam air, molekulnya akan terionisasi menjadi ion-ion yang dapat bergerak bebas dalam larutan. Karena ion-ion ini dapat menghantarkan arus listrik, larutan elektrolit dapat menyebabkan lampu menyala atau ujung elektroda terdapat gelembung gas ketika dialiri listrik.

Contoh senyawa elektrolit yang umum adalah garam dapur (NaCl), asam klorida (HCl), dan basa natrium hidroksida (NaOH).

Larutan Non-Elektrolit

Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak mengandung senyawa yang dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa-senyawa ini biasanya terdiri dari molekul-molekul yang tidak bermuatan, seperti gula atau etanol.

Karena molekul-molekul non-elektrolit tidak dapat bergerak bebas dalam larutan, larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik. Oleh karena itu, larutan non-elektrolit tidak menyebabkan lampu menyala atau ujung elektroda terdapat gelembung gas ketika dialiri listrik.

Contoh senyawa non-elektrolit yang umum adalah gula (sukrosa), etanol (C2H5OH), dan air (H2O).

Perbedaan Antara Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

Perbedaan antara larutan elektrolit dan non-elektrolit dapat dilihat dari sifat-sifat fisika dan kimia yang dimilikinya. Berikut adalah beberapa perbedaan antara keduanya:

Kemampuan Menghantarkan Arus Listrik

Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Kebutuhan Pelarut

Senyawa elektrolit hanya larut dalam pelarut-pelarut yang bersifat polar, seperti air, sedangkan senyawa non-elektrolit dapat larut dalam pelarut polar maupun non-polar.

Titik Beku dan Titik Didih

Senyawa elektrolit umumnya memiliki titik beku dan titik didih yang lebih tinggi daripada senyawa non-elektrolit. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa senyawa elektrolit terionisasi dalam larutan, sehingga jumlah partikel dalam larutan lebih banyak, dan karenanya lebih sulit untuk memisahkan partikel-partikel ini dari pelarut.

Kepolaran Molekul

Senyawa elektrolit umumnya bersifat polar, sedangkan senyawa non-elektrolit dapat bersifat polar maupun non-polar. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa senyawa elektrolit cenderung mengandung ikatan kovalen polar atau ionik, sedangkan senyawa non-elektrolit dapat mengandung ikatan kovalen polar, non-polar atau campuran dari keduanya.

Aplikasi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

Larutan elektrolit dan non-elektrolit memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Beberapa contoh aplikasi dari masing-masing jenis larutan adalah sebagai berikut:

Larutan Elektrolit:

Elektrolit dalam baterai: Senyawa elektrolit seperti asam sulfat digunakan dalam baterai untuk menghantarkan arus listrik antara elektroda.

Elektrolit dalam proses elektrolisis: Proses elektrolisis digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam larutan elektrolit, seperti pemisahan klorin dan natrium hidroksida dari garam dapur (NaCl).

Elektrolit dalam pengobatan: Senyawa elektrolit seperti natrium klorida digunakan dalam pengobatan sebagai cairan infus atau elektrolit yang hilang akibat diare atau muntah.

Larutan Non-Elektrolit:

Pengawetan makanan: Senyawa non-elektrolit seperti gula dapat digunakan sebagai pengawet makanan karena sifatnya yang dapat menarik air dan mengurangi aktivitas air dalam makanan.

Pelarut dalam produksi kosmetik: Senyawa non-elektrolit seperti etanol dapat digunakan sebagai pelarut dalam produksi kosmetik, seperti parfum dan losion.

Pendingin mesin: Senyawa non-elektrolit seperti air digunakan sebagai pendingin mesin dalam kendaraan bermotor karena sifatnya yang tidak menghantarkan arus listrik dan mampu menyerap panas.

Kesimpulan

Larutan elektrolit dan non-elektrolit adalah dua jenis larutan yang memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena mengandung ion-ion bebas, sedangkan larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak mengandung ion-ion bebas. Memahami perbedaan antara keduanya dapat membantu dalam aplikasi yang tepat dari masing-masing jenis larutan dalam berbagai industri dan aplikasi sehari-hari. Contohnya, larutan elektrolit digunakan dalam pembuatan baterai, proses elektrolisis, dan pengobatan, sementara larutan non-elektrolit digunakan sebagai pengawet makanan, pelarut dalam produksi kosmetik, dan pendingin mesin.

Dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan tentang larutan elektrolit dan non-elektrolit juga dapat membantu dalam memahami proses-proses alami yang terjadi di sekitar kita. Misalnya, ketika air hujan menetes ke tanah, ia membentuk larutan elektrolit yang mengandung ion-ion dari mineral dalam tanah. Ini dapat mempengaruhi ketersediaan nutrisi bagi tanaman dan dapat memengaruhi pH tanah. Demikian pula, pengetahuan tentang sifat elektrolit dan non-elektrolit dapat membantu dalam memahami proses-proses seperti fotosintesis dan respirasi, yang melibatkan reaksi kimia dalam larutan.

Akhirnya, memahami sifat dan karakteristik larutan elektrolit dan non-elektrolit dapat membantu dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika kita ingin membersihkan noda pada pakaian, kita dapat menggunakan larutan non-elektrolit seperti alkohol atau aseton, yang tidak akan merusak serat pakaian. Di sisi lain, jika kita ingin menghilangkan karat pada benda logam, kita dapat menggunakan larutan elektrolit seperti asam klorida atau asam sulfat, yang dapat membantu dalam penghilangan karat.

Dalam kesimpulan, larutan elektrolit dan non-elektrolit adalah dua jenis larutan yang berbeda dalam sifat dan karakteristiknya. Mengetahui perbedaan antara keduanya dapat membantu dalam pemilihan aplikasi yang tepat dalam berbagai industri dan aplikasi sehari-hari. Selain itu, pengetahuan tentang sifat elektrolit dan non-elektrolit dapat membantu dalam memahami proses-proses alami yang terjadi di sekitar kita dan dapat membantu dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menghitung Volume Gas pada Berbagai Keadaan

Cara menghitung volume gas dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi ketika volume gas tersebut diukur . Kondisi yang dimaksud adalah suhu dan tekanan. Berdasarkan suhu dan tekanan, maka ada 4 cara menghitung volume gas. Kondisi pengukuran volume gas yang pertama adalah pada suhu dan tekanan standar yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm. Untuk mengetahui cara menghitung volume gas pada suhu dan tekanan standar, kita harus mengetahui terlebih dahulu volume molar gas pada keadaan standar. Volume molar adalah volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu . Jika pengukuran dilakukan pada keadaan standar atau STP ( Standard Temperatur and Pressure ), yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm, volume molar gas disebut   volume molar standar . Berdasarkan data hasil berbagai percobaan disimpulkan bahwa pada keadaan standar (0 o C, 1 atm), volume 1 mol gas adalah 22,4 liter. Sehingga untuk menghitung volume gas pada keadaan STP adalah dengan mengalikan mol gas dengan 2

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN OSN 2018 MATERI STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

1.     Spesi ion   mempunyai : A. 17 proton, 17 neutron, dan 16 elektron      B. 17 proton, 17 neutron, dan 20 elektron     C. 16 proton, 21 neutron, dan 17 elektron D. 17 proton, 17 neutron, dan 18 elektron E. 17 proton, 20 neutron, dan 18 elektron Jawab: E Proton (z) = 17 Neutron (n) = A – z = 37 – 17 =20 Elektron (e) = 17 + 1 = 18 2.     Manakah set bilangan kuantum yang diperbolehkan untuk sebuah elektron (n, l , m, s): A.    1, 1, 0, ½                               C. 2, 1, -1, -1/2                      E. 3, 2, -3, ½ B.    2, 1, 0, 0                                D. 2, 1, 2, ½ Jawab: C A: n=1 (kulit pertama) dan l =1 (subkulit p), pada kulit pertama tidak terdapat subkulit p ( tidak diperbolehkan ) B: nilai s = 0 ( tidak diperbolehkan ), nilai s=+1/2 atau s=-1/2 C: n=2 (kulit ke-2), l =1 (subkulit p), m=-1, dan s = -1/2 atau 2p 4 ( diperbolehkan ) D: l =1 (subkulit p) dan m=2 ( tidak diperbol

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN PERSIAPAN OSN 2018 MATERI IKATAN KIMIA

1.     Struktur Lewis berikut ini: adalah representasi dari A.    NO 2 - B.    NO 2 + C.    NO 2 D.    NO 2 + dan NO 2 - E.    NO 2 , NO 2 + dan NO 2 - Jawab: B elektron valensi total NO 2 = 5 + 2 x 6 = 17. Elektron valensi total pada sruktur lewis pada soal di atas adalah 16, sehingga muatan formal senyawa pada struktur lewis di atas adalah 17-16 = +1. Sehingga senyawa tersebut adalah NO 2 + . 2.     Diantara senyawa alkana berikut ini yang mempunyai interaksi van der Waals paling tinggi adalah A.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 B.    CH 3 CH 2 CH 3 C.    CH 3 CH 2 C(CH 2 ) 4 CH 3 D.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 3 E.    CH 3 (CH 2 ) 3 CH 3 Jawab: C Interaksi van der Waals dipengaruhi oleh berat molekul. Semakin tinggi berat molekul semakin tinggi pula interaksi van der Waals. 3.     Jika NaBr larut dalam air, maka jenis gaya antar molekul yang harus diputuskan adalah A.    Gaya ion-ion B.