Langsung ke konten utama

Mengenal Metode Titrasi

      Dalam titrasi, penambahan larutan reagen (titran) ditambahkan ke analit sampai reaksi selesai. Dari jumlah titran yang diperlukan, kita dapat menghitung jumlah analit yang ada. Titran biasanya diisi pada buret.

  Persyaratan utama untuk reaksi titrasi adalah bahwa reaksinya harus memiliki tetapan kesetimbangan yang besar dan prosesnya cepat. Artinya setiap penambahan titran harus benar-benar sempurna dan cepat bereaksi dengan analit sampai analit habis bereaksi. Titrasi yang paling umum adalah titrasi asam basa, oksidasi-reduksi, pembentukan kompleks dan presipitasi.

      Titik ekivalen adalah hasil ideal (teoritis) yang kita cari dalam titrasi. Sedangkan yang kita ukur sebenarnya adalah titik akhir yang ditandai dengan perubahan warna larutan. Metode untuk menentukan titik akhir titrasi meliputi : (1) mendeteksi perubahan tiba-tiba dalam tegangan atau arus antara sepasang elektroda, (2) mengamati perubahan warna indikator, (3) mengamati penyerapan cahaya. Indikator adalah senyawa dengan sifat fisik (biasanya warna) yang mengalami perubahan tiba-tiba di dekat titik ekivalen. Perubahan ini disebabkan oleh hilangnya analit atau kelebihan titran.
        
     Perbedaan antara titik akhir dan titik ekivalen adalah kesalahan titrasi yang tidak terhindarkan. Dengan memilih perubahan sifat fisik yang mudah diamati (seperti pH atau warna indikator), dapat diperoleh titik akhir yang sangat dekat dengan titik ekivalen.
   
      Validitas hasil analisis tergantung pada pengetahuan tentang jumlah reaktan yang digunakan. Jika titran dibuat dengan melarutkan sejumlah reagen murni yang ditimbang secara tepat dan telah diketahui volume larutannya, maka konsentrasinya dapat dihitung. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya tersebut dinamakan larutan standar primer karena cukup murni untuk ditimbang dan digunakan secara langsung. Larutan standar primer harus memiliki kemurnian 99,9 % atau lebih, tidak boleh terurai jika disimpan, dan harus stabil ketika dikeringkan pada suhu panas atau vakum, karena pengeringan diperlukan untuk menghilangkan kandungan air yang teradsorpsi dari udara.
   
       Larutan standar primer yang biasa digunakan dalam titrasi volumetri adalah:
a) Asam : C6H4 (COOK) (COOH), KHpthalat, C6H5COOH, HCl, asam sulfat, SO2(NH2)OH, KHIO3 
b) Basa : Na2CO3, MgO dan Na2B4O7 
c) Oksidator : K2Cr2O7, (NH4)2Ce(NO3)6, KBrO3, KIO3, KH(IO3)2, I2 
d) Reduktor : Na2C2O4, Fe(N2H4N2H6)(SO4)24H2O, K4Fe(CN)6 
e) Lain-lain : NaCl, KCl.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menghitung Volume Gas pada Berbagai Keadaan

Cara menghitung volume gas dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi ketika volume gas tersebut diukur . Kondisi yang dimaksud adalah suhu dan tekanan. Berdasarkan suhu dan tekanan, maka ada 4 cara menghitung volume gas. Kondisi pengukuran volume gas yang pertama adalah pada suhu dan tekanan standar yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm. Untuk mengetahui cara menghitung volume gas pada suhu dan tekanan standar, kita harus mengetahui terlebih dahulu volume molar gas pada keadaan standar. Volume molar adalah volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu . Jika pengukuran dilakukan pada keadaan standar atau STP ( Standard Temperatur and Pressure ), yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm, volume molar gas disebut   volume molar standar . Berdasarkan data hasil berbagai percobaan disimpulkan bahwa pada keadaan standar (0 o C, 1 atm), volume 1 mol gas adalah 22,4 liter. Sehingga untuk menghitung volume gas pada keadaan STP adalah dengan mengalikan mol gas dengan 2

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN OSN 2018 MATERI STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

1.     Spesi ion   mempunyai : A. 17 proton, 17 neutron, dan 16 elektron      B. 17 proton, 17 neutron, dan 20 elektron     C. 16 proton, 21 neutron, dan 17 elektron D. 17 proton, 17 neutron, dan 18 elektron E. 17 proton, 20 neutron, dan 18 elektron Jawab: E Proton (z) = 17 Neutron (n) = A – z = 37 – 17 =20 Elektron (e) = 17 + 1 = 18 2.     Manakah set bilangan kuantum yang diperbolehkan untuk sebuah elektron (n, l , m, s): A.    1, 1, 0, ½                               C. 2, 1, -1, -1/2                      E. 3, 2, -3, ½ B.    2, 1, 0, 0                                D. 2, 1, 2, ½ Jawab: C A: n=1 (kulit pertama) dan l =1 (subkulit p), pada kulit pertama tidak terdapat subkulit p ( tidak diperbolehkan ) B: nilai s = 0 ( tidak diperbolehkan ), nilai s=+1/2 atau s=-1/2 C: n=2 (kulit ke-2), l =1 (subkulit p), m=-1, dan s = -1/2 atau 2p 4 ( diperbolehkan ) D: l =1 (subkulit p) dan m=2 ( tidak diperbol

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN PERSIAPAN OSN 2018 MATERI IKATAN KIMIA

1.     Struktur Lewis berikut ini: adalah representasi dari A.    NO 2 - B.    NO 2 + C.    NO 2 D.    NO 2 + dan NO 2 - E.    NO 2 , NO 2 + dan NO 2 - Jawab: B elektron valensi total NO 2 = 5 + 2 x 6 = 17. Elektron valensi total pada sruktur lewis pada soal di atas adalah 16, sehingga muatan formal senyawa pada struktur lewis di atas adalah 17-16 = +1. Sehingga senyawa tersebut adalah NO 2 + . 2.     Diantara senyawa alkana berikut ini yang mempunyai interaksi van der Waals paling tinggi adalah A.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 B.    CH 3 CH 2 CH 3 C.    CH 3 CH 2 C(CH 2 ) 4 CH 3 D.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 3 E.    CH 3 (CH 2 ) 3 CH 3 Jawab: C Interaksi van der Waals dipengaruhi oleh berat molekul. Semakin tinggi berat molekul semakin tinggi pula interaksi van der Waals. 3.     Jika NaBr larut dalam air, maka jenis gaya antar molekul yang harus diputuskan adalah A.    Gaya ion-ion B.