Dalam reaksi kimia, suatu unsur digabungkan menjadi senyawa, suatu senyawa diuraikan kembali menjadi unsur, dan suatu senyawa diubah menjadi senyawa baru.
Karena atom
tidak dapat dihancurkan dalam reaksi kimia, maka jumlah atom yang sama harus
seimbang (setara) sebelum dan sesudah reaksi kimia berlangsung.
Suatu persamaan
kimia dapat disetarakan dengan menggunakan penalaran bertahap. Misalkan pada
reaksi penguraian ammonium nitrat (NH4NO3) ketika dipanaskan
menghasilkan dinitrogen oksida dan air. Persamaan (yang belum setara) untuk
reaksi ini adalah
NH4NO3
→ N2O + H2O
Zat-zat
disebelah kiri anak panah disebut reaktan (pereaksi), dan zat-zat di sebelah
kanan disebut produk (hasil reaksi). Persamaan ini tidak setara, karena ada 3
atom oksigen, 4 atom hidrogen, di sebelah kiri anak panah, sedangkan di sebelah
kanan hanya ada 2 atom oksigen dan 2 atom hidrogen.
Untuk
menyetarakan persamaan, mulailah dengan menetapkan 1 sebagai koefisien satu
senyawa, biasanya senyawa yang mengandung unsur paling banyak, dalam hal ini,
NH4NO3.
1 NH4NO3 → N2O
+ H2O
Selanjutnya,
cari unsur-unsur dalam zat itu yang muncul hanya sekali di tempat lain dalam
persamaan dan tetapkan koefisien untuk menyeimbangkan jumlah atom unsur di
kedua sisi. Atom nitrogen muncul hanya sekali di sisi kanan (N2O),
maka jumlah atom nitrogen di sisi kiri sudah sama dengan jumlah atom nitrogen
di sisi kanan. Kita tambahkan koefisien 1 di samping N2O :
1 NH4NO3 → 1 N2O
+ H2O
Kemudian kita
setarakan atom hidrogen. Di sisi kiri terdapat 4 atom hydrogen, sedangkan disisi
kanan hanya ada 2 atom hydrogen. Dengan demikian, untuk menyetarakannya, kita
tambahkan koefisien 2 di samping H2O untuk menyetarakannya. Maka:
1 NH4NO3 → 1 N2O
+ 2 H2O
Terakhir,
pastikan bahwa unsur terakhir, oksigen, juga setara yaitu masing-masing
memiliki jumlah atom sebanyak 3 baik di sisi kiri ataupun kanan.
Koefisien 1
tidak ditulis dalam persamaan kimia, maka persamaan reaksi kimia setara untuk
penguraian NH4NO3 menjadi dinitrogen oksida dan air
adalah:
NH4NO3
→ N2O + 2 H2O
Sebagai contoh
kedua, perhatikan reaksi dimana butana (C4H10) dibakar
dengan oksigen meghasilkan karbon dioksida dan air:
_C4H10
+ _O2 → _CO2 + _H2O
Kita perlu
menambahkan koefisien pada tempat yang telah disediakan agar reaksinya menjadi
setara.
Mulailah dengan
menetapkan koefisien 1 pada butana, C4H10.
Sehingga di sisi
kiri mengandung 4 atom karbon, sedangka di sisi kanan hanya terdapat 1 atom
karbon. Oleh karena itu, kita harus menambahkan koefisien 4 di samping CO2.
Dengan cara
yang sama, 10 atom hydrogen di sisi kiri, harus memiliki jumlah yang sama
dengan atom hydrogen di sisi kanan. Namun, di sisi kanan hanya terdapat 2 atom hydrogen.
Maka kita perlu menambahkan koefisien 5 untuk H2O.
1 C4H10
+ _O2 → 4 CO2 + 5 H2O atau
atau
C4H10
+ _O2 → 4 CO2 + 5 H2O
Empat molekul
CO2 mengandung 8 atom oksigen, dan 5 molekul H2O
mengandung 5 atom oksigen. Sehingga di sisi kanan terdapat 13 atom oksigen.
Untuk menyetarakannya dengan sisi kiri, maka kita perlu menambahkan koefisien
13/2 di samping O2.
C4H10
+ 13/2 O2 → 4 CO2 + 5 H2O
Pada dasarnya,
tidak masalah menggunakan pecahan 13/2 sebagai koefisien. Akan tetapi,
seringkali menjadi kebiasaan untuk mengubah pecahan menjadi bentuk bilangan bulat
dengan mengalikan koefisien dengan angka 2. Maka reaksinya menjadi:
2C4H10
+ 13 O2 → 8 CO2 + 10 H2O
Secara umum, Langkah-langkahnya dapat
diringkas sebagai berikut:
1. Tetapkan 1 sebagai koefisien satu senyawa. Pilihan terbaik
adalah senyawa yang
paling rumit; yaitu, senyawa dengan
jumlah atom banyak.
2. Identifikasi, secara berurutan, unsur-unsur yang
muncul hanya dalam satu senyawa. Tentukan koefisien untuk menyetarakan jumlah
mol atom unsur tersebut. Lanjutkan sampai semua koefisien telah diidentifikasi.
3. Jika diinginkan, kalikan seluruh persamaan dengan
bilangan bulat terkecil yang akan menghilangkan pecahan apa pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar