Langsung ke konten utama

Semua Tentang Asam dan Basa (Teori, pH, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

A.   Asam dan Basa
1.    Teori Asam Basa
a.    Arrhenius: asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH-.
Contoh:
HCl(aq)H+(aq) + Cl-(aq)
CH3COOH(aq) → CH3COO-(aq) + H+(aq)
NaOH(aq) → Na+(aq)  +  OH-(aq)
b.    Bronsted Lowry: asam adalah zat yang dapat memberikan proton (H+) pada zat lain (donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat lain (akseptor proton).
Contoh:
Hasil gambar untuk contoh teori asam basa gambar reaksi bronsted lowry


 OH- merupakan basa konjugasi (basa pasangan) dari H2O.
NH4+ merupakan asam konjugasi (asam pasangan) dari NH3.

c.    Lewis: asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron, sedangkan basa adalah zat yang dapat memberi pasangan elektron.
2.    Konsentrasi ion H+ dan OH-
a.    Asam

Hasil gambar untuk rumus mencari konsentrasi H+ OH- asam kuat dan lemah, basa kuat dan lemah



c.   
Basa

Hasil gambar untuk rumus mencari konsentrasi OH- basa kuat dan lemah



3.    pH dan pOH

Contoh:
1.    Sebanyak 0,1 mol HCl dilarutkan dalam 500 mL air. Tentukan pH larutan tersebut.
Jawab:
HCl adalah asam kuat
2.    Suatu asam lemah CH3COOH 0,001 M memiliki tetapan ionisasi asam sebesar 1x10-5. Tentukan pH larutan CH3COOH tersebut.
Jawab:
 
 
3. Sebanyak 4 gram NaOH (Mr = 40) dilarutkan dalam 1 L air. Tentukan pH larutan NaOH yang terjadi.
Jawab:

4. Suatu basa lemah NH4OH 0,005 M memiliki tetapan ionisasi asam sebesar 1,8 x10-5. Tentukan konsentrasi pH larutan NH4OH tersebut.
Jawab:


B.   Larutan Penyangga
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat berfungsi mempertahankan harga pH larutan apabila ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa.
1.    Cara Menghitung pH Larutan Penyangga
a.    Larutan Penyangga yang Mengandung Campuran Asam Lemah dengan Garamnya.
Hasil gambar untuk rumus mencari konsentrasi H+ dan OH- larutan penyangga asam dan basa
Contoh:
Tentukan pH campuran 100 mL larutan CH3COOH 0,5 M dengan 50 mL larutan CH3COONa 0,2 M (Ka = 1 x 10-5)
Jawab:
mmol CH3COOH = M x V = 0,5 M x 100 mL = 50 mmol
mmol CH3COONa = M x V = 0,2 M x 50 mL = 10 mmol
[H+] = Ka . (mol asam/mol garam)

[H+] = 1x10-5. (50 mmol/10 mmol)
[H+] = 5x10-5.M
pH = -log [H+] = -log (5x10-5) = 5 – log 5
 
b.    Larutan Penyangga yang Mengandung Campuran Basa Lemah dengan Garamnya.
Hasil gambar untuk rumus mencari konsentrasi H+ dan OH- larutan penyangga asam dan basa
Contoh:
Tentukan pH campuran 4,48 L gas NH3 (pada keadaan standar) dan 1 L larutan NH4Cl 0,2 M! (Kb = 1,8 x 10-5)
Jawab:
 
 
 
 
 

2.    Cara Membuat Larutan Penyangga
Larutan penyangga dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu mencapurkan asam lemah atau basa lemah dengan garamnya atau mencampurkan asam lemah atau basa lemah dengan basa kuat atau asam kuat. Pada cara yang kedua, syarat dan ketentuan berlaku, yaitu jumlah mol asam lemah atau basa lemah harus lebih besar daripada jumlah mol basa kuat atau asam kuat. Dengan demikian akan dihasilkan sisa reaksi berupa asam lemah atau basa lemah dengan garamnya.
a.    Campuran asam lemah berlebih dengan basa kuat

Contoh:
Suatu larutan penyangga dibuat dengan cara mencampurkan 50 mL larutan asam asetat CH3COOH 0,2 M (Ka = 10-5) dan 10 mL larutan NaOH 0,2 M. Berapakah pH larutan penyangga tersebut?
Jawab:
                     CH3COOH(aq)   + NaOH(aq)          → CH3COOH(aq) + H2O(aq)
Mula-mula  50 mL x 0,2 M     10 mL x 0,2 M
                     =10 mmol              = 2 mmol
Reaksi         -2 mmol                  -2 mmol                      +2 mmol         +2 mmol
Sisa             8 mmol                       -                               2 mmol           2 mmol

 
 
b.    Campuran basa lemah berlebih dengan garamnya

Contoh:
Suatu larutan penyangga dibuat dengan mencampurkan 100 mL larutan NH4OH 0,5 M (Kb = 10-5) dan 100 mL larutan HCl 0,25 M. Berapakah pH larutan penyangga tersebut?
Jawab:
                     NH4OH(aq)   +        HCl(aq)                    → NH4Cl(aq) + H2O(aq)
Mula-mula  100 mL x 0,5 M    100 mL x 0,25 M
                     =50 mmol              = 25 mmol
Reaksi         -25 mmol               -25 mmol                      +25 mmol     +25 mmol
Sisa             25 mmol                     -                                 25 mmol       25 mmol

 
 
 

C.   Hidrolisis Garam
Hidrolisis garam adalah reaksi kation dari suatu garam dengan air.Kation dan anion yang dapat mengalami hidrolisis adalah kation dan anion garam yang termasuk elektrolit lemah. Sementara kation dan anion garam yang termasuk elektrolit kuat tidak terhidrolisis.
Contoh:
CH3COOH dan HCO3- (ion asam lemah) : mengalami reaksi hidrolisis
NH4+ (ion basa lemah) : mengalami reaksi hidrolisis
SO42-  dan NO3- (ion asam kuat) : tidak mengalami reaksi hidrolisis
Na+ dan Mg2+ (ion basa kuat) : tidak mengalami reaksi hidrolisis
1.    Bagaimana Sifat Larutan Garam yang Terbentuk?
a.    Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral (pH=7). Contohnya garam NaCl tersusun atas HCl (asam kuat) dan NaOH (basa kuat).
NaCl → Na+ + Cl-
Ion Na+ berasal dari basa kuat sedangkan ion Cl- berasal dari asam kuat, sehingga tidak akan terhidrolisis.
b.    Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam (pH<7). Contohnya garam NH4Cl yang tersusun dari HCl (asam kuat) dan NH4OH (basa lemah).
NH4Cl → NH4+ + Cl-
NH4+ akan terhidrolisis, sedangkan Cl- tidak terhidrolisis.
NH4+ + H2O ↔ NH4OH + H+
Adanya ion H+ menunjukkan bahwa larutan bersifat asam.
c.    Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa (pH>7). Contohnya garam CH3COONa yang tersusun dari CH3COOH (asam lemah) dan NaOH (basa kuat).
CH3COONa → CH3COO- + Na+
CH3COO- akan terhidrolisis, sedangkan Na+ tidak terhidrolisis.
CH3COO- + H2O ↔ CH3COOH + OH-
Adanya ion OH- menunjukkan bahwa larutan bersifat basa.
d.    Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah dapat bersifat asam, basa, maupun netral tergantung pada Ka, Kb, konsentrasi H+ dan konsentrasi OH-. Contohnya garam CH3COONH4 tersusun dari CH3COOH (asam lemah) dan NH4OH (basa lemah). Kedua ion tersebut dapat terhidrolisis dengan reaksi sebagai berikut.
CH3COO- + H2O ↔ CH3COOH + OH-
NH4+ + H2O ↔ NH4OH + H+
Oleh karena dihasilkan H+ dan OH-, garam tersebut dapat bersifat asam, basa, atau netral.
Jika Ka > Kb maka larutan bersifat asam (pH<7).
Jika Ka = Kb maka larutan bersifat netral (pH=7).
Jika Ka < Kb maka larutan bersifat basa (pH>7).
2.    Cara Menghitung pH Larutan Garam
a.    pH garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat
Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral dan mempunyai pH = 7.
b.    pH garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah
Keterangan:
Kw = tetapan ionisasi air (pada 250C Kw = 10-14)
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
Kh = tetapan hidrolisis
M = konsentrasi kation garam
Jika garam memiliki lebih dari 1 kation, rumusnya menjadi:
Keterangan:
n = jumlah kation
Contoh:
Hitung pH larutan (NH4)2SO4 0,2 M (Kb = 10-5) dan tentukan sifatnya!
Jawab:
(NH4)2SO4 merupakan campuran asam kuat dan basa lemah sehingga bersifat asam.
(NH4)2SO4 → 2NH4+ + SO42-
Jumlah kation = 2
 
 
 

c.    pH garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat
Keterangan:
Kw = tetapan ionisasi air
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
Kh = tetapan hidrolisis
M = konsentrasi anion garam
Jika garam memiliki lebih dari 1 anion, rumusnya menjadi:
Contoh:
Hitunglah pH larutan garam CH3COONa 0,1 M dan tentukan sifatnya! (Ka = 10-5)
Jawab:
CH3COONa merupakan campuran asam lemah dan basa kuat sehingga bersifat basa.
 
 
 

d.    pH garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah
Contoh:
Tentukan pH dan sifat larutan CH3COONH4 0,1 M! (Ka = 10-5; Kb =10-5)
 
 
pH = 7 berarti larutan bersifat netral.

D.   Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Hubungan Ksp dan S
AxBy ↔ xAy+ (aq) + yBx- (aq)
   s            xs             ys
Ksp = [Ay+]x[Bx-]y = (xs)x(ys)y =(xxsx)(yysy) = (xxyy)(sx+y)
atau
x
y
Contoh
Ksp
s
1
1
AgCl
1
2
PbCl2
2
1
Ag2SO4
1
3
Al(OH)3

Contoh:
1.    Larutan M(OH)2 memiliki hasil kali kelarutan (Ksp) = 5 x 10-10. Tentukan kelarutan (s) M(OH)2!
Jawab:
 
 
2.    Larutan M(OH)3 memiliki Ksp = 2,7x10-19. Tentukan pH larutan M(OH)3!
Jawab:
 
 
M(OH)3  ↔  M3+ + 3OH-
    s                  s          3s
[OH-] = 3s = 3 x 10-5 M
pOH = 5 – log 3
pH = 9 + log 3
Pengaruh Ion Senama
Kelarutan suatu zat dapat diturunkan, diantaranya dengan menambahkan suatu garam dapat larut yang mengandung ion senama (sejenis). Garam ini akan bersenyawa dengan ion dalam larutan tersebut untuk membentuk suatu endapan yang tidak dapat larut.
Contoh:
Berdasarkan hasil percobaan, larutan Ag2CrO4 dalam air mempunyai Ksp sebesar 2,4 x 10-12. Jika ke dalam larutan ditambahkan larutan Na2CrO4 0,1 M, apakah penambahan tersebut akan menurunkan kelarutan Ag2CrO4?
Jawab:
a.    Hitunglah terlebih dahulu kelarutan Ag2CrO4 dalam air!
Ag2CrO4 (s) ↔ 2Ag+ (aq) + CrO42- (aq)
 
b.     Hitung kelarutan Ag2CrO4 dalam Na2CrO4!
Na2CrO4 (s)↔ 2Na+ (aq) + CrO42- (aq)
    0,1 M              0,2 M          0,1 M
Ag2CrO4 (s) ↔ 2Ag+ (aq) + CrO42- (aq)
    s                      2s                0,1 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO42-]
2,4 x 10-12 = (2s)2 (0,1) = 0,4 s2
6 x 10-12 = s2
 
Jadi penambahan Na2SO4 menyebabkan kelarutan Ag2CrO4 menurun dari  menjadi . Dengan demikian, Ag2CrO4 semakin mudah mengendap (semakin sukar larut).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menghitung Volume Gas pada Berbagai Keadaan

Cara menghitung volume gas dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi ketika volume gas tersebut diukur . Kondisi yang dimaksud adalah suhu dan tekanan. Berdasarkan suhu dan tekanan, maka ada 4 cara menghitung volume gas. Kondisi pengukuran volume gas yang pertama adalah pada suhu dan tekanan standar yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm. Untuk mengetahui cara menghitung volume gas pada suhu dan tekanan standar, kita harus mengetahui terlebih dahulu volume molar gas pada keadaan standar. Volume molar adalah volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu . Jika pengukuran dilakukan pada keadaan standar atau STP ( Standard Temperatur and Pressure ), yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm, volume molar gas disebut   volume molar standar . Berdasarkan data hasil berbagai percobaan disimpulkan bahwa pada keadaan standar (0 o C, 1 atm), volume 1 mol gas adalah 22,4 liter. Sehingga untuk menghitung volume gas pada keadaan STP adalah dengan mengalikan mol gas dengan 2

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN OSN 2018 MATERI STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

1.     Spesi ion   mempunyai : A. 17 proton, 17 neutron, dan 16 elektron      B. 17 proton, 17 neutron, dan 20 elektron     C. 16 proton, 21 neutron, dan 17 elektron D. 17 proton, 17 neutron, dan 18 elektron E. 17 proton, 20 neutron, dan 18 elektron Jawab: E Proton (z) = 17 Neutron (n) = A – z = 37 – 17 =20 Elektron (e) = 17 + 1 = 18 2.     Manakah set bilangan kuantum yang diperbolehkan untuk sebuah elektron (n, l , m, s): A.    1, 1, 0, ½                               C. 2, 1, -1, -1/2                      E. 3, 2, -3, ½ B.    2, 1, 0, 0                                D. 2, 1, 2, ½ Jawab: C A: n=1 (kulit pertama) dan l =1 (subkulit p), pada kulit pertama tidak terdapat subkulit p ( tidak diperbolehkan ) B: nilai s = 0 ( tidak diperbolehkan ), nilai s=+1/2 atau s=-1/2 C: n=2 (kulit ke-2), l =1 (subkulit p), m=-1, dan s = -1/2 atau 2p 4 ( diperbolehkan ) D: l =1 (subkulit p) dan m=2 ( tidak diperbol

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN PERSIAPAN OSN 2018 MATERI IKATAN KIMIA

1.     Struktur Lewis berikut ini: adalah representasi dari A.    NO 2 - B.    NO 2 + C.    NO 2 D.    NO 2 + dan NO 2 - E.    NO 2 , NO 2 + dan NO 2 - Jawab: B elektron valensi total NO 2 = 5 + 2 x 6 = 17. Elektron valensi total pada sruktur lewis pada soal di atas adalah 16, sehingga muatan formal senyawa pada struktur lewis di atas adalah 17-16 = +1. Sehingga senyawa tersebut adalah NO 2 + . 2.     Diantara senyawa alkana berikut ini yang mempunyai interaksi van der Waals paling tinggi adalah A.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 B.    CH 3 CH 2 CH 3 C.    CH 3 CH 2 C(CH 2 ) 4 CH 3 D.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 3 E.    CH 3 (CH 2 ) 3 CH 3 Jawab: C Interaksi van der Waals dipengaruhi oleh berat molekul. Semakin tinggi berat molekul semakin tinggi pula interaksi van der Waals. 3.     Jika NaBr larut dalam air, maka jenis gaya antar molekul yang harus diputuskan adalah A.    Gaya ion-ion B.