Langsung ke konten utama

Pembahasan Soal Kelarutan OSNP Kimia Tahun 2022 (Nomor 5)

Nilai hasil kali kelarutan untuk garam PbSO4 dapat ditentukan menggunakan sel Galvani. Sel ini disusun menggunakan elektroda kalomel jenuh dan elektroda Pb yang dicelupkan ke dalam larutan PbSO4 jenuh pada 250C sesuai notasi sel berikut:

𝑃𝑏 | 𝑃𝑏2+ (𝑃𝑏𝑆𝑂4 𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ) || 𝐾𝐶𝑙 (3,5 𝑀) | 𝐻𝑔2𝐶𝑙2 | 𝐻𝑔
Esel yang diperoleh adalah 0,313 V. Diketahui E0 Pb2+|Pb = -0,126 V dan Ekalomel = 0,300 V.
a. Konsentrasi Pb2+
dalam larutan PbSO4 jenuh adalah….. M. [poin 4]
b. Nilai Ksp PbSO4 adalah …. [poin 3]
Kadar sulfat dalam sampel alami seperti air laut dan limbah industri dapat ditentukan menggunakan analisis kuantitatif klasik secara tidak langsung. Metode ini terdiri dari tiga tahap, yaitu pengendapan sulfat sebagai PbSO4, pelarutan kembali PbSO4 dalam larutan ammonia dengan penambahan EDTA berlebih untuk membentuk kompleks PbY2- yang larut, dan titrasi kelebihan EDTA dengan larutan standar Mg2+ atau larutan standar Zn2+. Diketahui reaksi dan tetapan kesetimbangan pada proses tersebut adalah….
𝑃𝑏𝑆𝑂4(𝑠) 𝑃𝑏2+(𝑎𝑞) + 𝑆𝑂42-(𝑎𝑞) 𝐾𝑠𝑝 = 1,6 × 10-8
𝑃𝑏2+(𝑎𝑞) + 𝑌4-(𝑎𝑞) 𝑃𝑏𝑌2-(𝑎𝑞) 𝐾𝑓 = 1,1 × 1018
𝑀𝑔2+(𝑎𝑞) + 𝑌4-(𝑎𝑞) 𝑀𝑔𝑌2-(𝑎𝑞) 𝐾𝑓 = 4,9 × 108
𝑍𝑛2+(𝑎𝑞) + 𝑌4-(𝑎𝑞) 𝑍𝑛𝑌2-(𝑎𝑞) 𝐾𝑓 = 3,2 × 1016
c. Padatan PbSO4 akan ….. dalam larutan Y4- dengan nilai tetapan kesetimbangan reaksi sebesar …. [poin 3]
d. Larutan yang lebih baik digunakan sebagai titran adalah ….. karena …… [poin 3]
e. Pada suatu analisis, 10,00 mL sampel diencerkan hingga 100,0 mL. Kemudian 25,00 mL larutan ini diambil dan ditambahkan 50,00 mL larutan EDTA 0,0800 M. EDTA yang berlebih dititrasi menggunakan larutan standar Mg2+ 0,2400 M dan membutuhkan 13,80 mL untuk mencapai titik akhir titrasi. Kadar sulfat pada sampel awal adalah ….. M atau …. ppm. [poin 6]

Penyelesaian:

a. Notasi sel: Pb|Pb2+(PbSO4 jenuh)||KCl(3,5M)|Hg2Cl2|Hg

Reaksi yang berlangsung:

Anoda: Pb(s) Pb2+(aq) + 2e

Katoda: Hg2Cl2(s) + 2e 2Hg(l) + 2Cl-(aq)

-------------------------------------------------------- +

Reaksi total: Pb(s) + Hg2Cl2(s) Pb2+(aq) + 2Hg(l) + 2Cl-(aq)

E0sel = E0katoda – E0anoda = Ekalomel – EPb|Pb2+ = 0,300 V – (-0,126 V) = 0,426 V

Esel =E0sel – (0,05916/n) log ([Pb2+][Cl-]2)

0,313 = 0,426 – (0,05916/2) log ([Pb2+][3,5])

Solve [Pb2+] = 539,34 M

Nilai ini sebenarnya terlalu besar. Apabila di cek lagi data elektroda kalomel itu sekitar 0,268-an, ini ternyata berpengaruh signifikan ketika dibulatkan ke 0,3. apabila digunakan nilai yang lebih akurat potensial kesetimbangannya bukan 0,426 tetapi 0,394 dan menghasilkan konsentrasi Pb yang lebih kecil (sekitar 44 M).

Apabila dikoreksi juga nilai potensial (non kesetimbangannya >0.35, bisa menghasilkan nilai yang cukup masuk akal


b. Nilai Ksp; [Pb2+] yang diperoleh melalui sel Galvani merupakan banyaknya Pb2+ yang larut dari PbSO4 jenuh, sehingga

[Pb2+] = s = 539,34 M

Ksp PbSO4 = s2 = (539,34)2 = 290.887,6536

Nilai sangat besar dan tidak masuk akal. Nilai Ksp PbSO4 yang sebenarnya adalah 1,6x10-8‑. Hal ini akibat adanya koreksi nilai potensial seperti yang sudah dijelaskan pada poin (a)


c. Padatan PbSO4 akan larut dalam larutan Y4-. Nilai tetapan kesetimbangannya adalah:

PbSO4(s) Pb2+(aq) + SO42-(aq)       Ksp = 1,6 x 10-8

Pb2+(aq) + Y4-(aq) PbY2-(aq)          Kf = 1,1 x 1018

------------------------------------------ +

PbSO4(s) + Y4-(aq) PbY2-(aq) + SO42-(aq)          K = Ksp x Kf = 1,76 x 1010


d. Larutan yang lebih baik digunakan sebagai titran adalah Zn2+ karena berdasarkan nilai Kf, Kf ZnY2- > Kf MgY2- (artinya ZnY2- merupakan kompleks yan lebih stabil (mudah terbentuk ketika Zn2+ bertemu dengan kelebihan larutan Y4- sesedikit apapun).


e. V sampel PbSO4 = 10 mL; diencerkan menjadi 100 mL. Dari 100 mL diambil 25 mL.

Pb2+ (PbSO4, 25 mL) + EDTA (Y4-) PbY2-

Mol awal EDTA =  50 ml x 0,08 M = 4 mmol

Mol EDTA sisa = mol Mg2+ yang bereaksi = 13,80 mL x 0,24 M = 3,312 mmol

Mol EDTA yang bereaksi = 4 mmol – 3,312 mmol = 0,688 mmol (dalam 25 mL)

Mol Pb2+ (dalam 25 mL) = mol EDTA yang bereaksi =0,688 mmol

Mol Pb2+ (dalam 100 mL) = (100/25) x 0,688 mmol = 2,752 mmol

Mol Pb2+ (dalam 100 mL) = mol Pb2+ (dalam 10 mL)  = 2,752 mmol

Mol Pb2+ (dalam 10 mL)  = Mol SO42- (dalam 10 mL)  = 2,752 mmol

[SO42-] = 2,752 mmol/10 mL = 0,2752 M

[SO42-] = 0,2752 mol/L = 0,2752 mol x 96 g/mol /L = 26,4192 g/L = 26.419,2 mg /L = 26.419,2 ppm

 

Baca Juga:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menghitung Volume Gas pada Berbagai Keadaan

Cara menghitung volume gas dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi ketika volume gas tersebut diukur . Kondisi yang dimaksud adalah suhu dan tekanan. Berdasarkan suhu dan tekanan, maka ada 4 cara menghitung volume gas. Kondisi pengukuran volume gas yang pertama adalah pada suhu dan tekanan standar yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm. Untuk mengetahui cara menghitung volume gas pada suhu dan tekanan standar, kita harus mengetahui terlebih dahulu volume molar gas pada keadaan standar. Volume molar adalah volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu . Jika pengukuran dilakukan pada keadaan standar atau STP ( Standard Temperatur and Pressure ), yaitu pada suhu 0 o C dan tekanan 1 atm, volume molar gas disebut   volume molar standar . Berdasarkan data hasil berbagai percobaan disimpulkan bahwa pada keadaan standar (0 o C, 1 atm), volume 1 mol gas adalah 22,4 liter. Sehingga untuk menghitung volume gas pada keadaan STP adalah dengan mengalikan mol gas dengan 2

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN OSN 2018 MATERI STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

1.     Spesi ion   mempunyai : A. 17 proton, 17 neutron, dan 16 elektron      B. 17 proton, 17 neutron, dan 20 elektron     C. 16 proton, 21 neutron, dan 17 elektron D. 17 proton, 17 neutron, dan 18 elektron E. 17 proton, 20 neutron, dan 18 elektron Jawab: E Proton (z) = 17 Neutron (n) = A – z = 37 – 17 =20 Elektron (e) = 17 + 1 = 18 2.     Manakah set bilangan kuantum yang diperbolehkan untuk sebuah elektron (n, l , m, s): A.    1, 1, 0, ½                               C. 2, 1, -1, -1/2                      E. 3, 2, -3, ½ B.    2, 1, 0, 0                                D. 2, 1, 2, ½ Jawab: C A: n=1 (kulit pertama) dan l =1 (subkulit p), pada kulit pertama tidak terdapat subkulit p ( tidak diperbolehkan ) B: nilai s = 0 ( tidak diperbolehkan ), nilai s=+1/2 atau s=-1/2 C: n=2 (kulit ke-2), l =1 (subkulit p), m=-1, dan s = -1/2 atau 2p 4 ( diperbolehkan ) D: l =1 (subkulit p) dan m=2 ( tidak diperbol

SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN PERSIAPAN OSN 2018 MATERI IKATAN KIMIA

1.     Struktur Lewis berikut ini: adalah representasi dari A.    NO 2 - B.    NO 2 + C.    NO 2 D.    NO 2 + dan NO 2 - E.    NO 2 , NO 2 + dan NO 2 - Jawab: B elektron valensi total NO 2 = 5 + 2 x 6 = 17. Elektron valensi total pada sruktur lewis pada soal di atas adalah 16, sehingga muatan formal senyawa pada struktur lewis di atas adalah 17-16 = +1. Sehingga senyawa tersebut adalah NO 2 + . 2.     Diantara senyawa alkana berikut ini yang mempunyai interaksi van der Waals paling tinggi adalah A.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 B.    CH 3 CH 2 CH 3 C.    CH 3 CH 2 C(CH 2 ) 4 CH 3 D.    CH 3 CH 2 CH 2 CH 3 E.    CH 3 (CH 2 ) 3 CH 3 Jawab: C Interaksi van der Waals dipengaruhi oleh berat molekul. Semakin tinggi berat molekul semakin tinggi pula interaksi van der Waals. 3.     Jika NaBr larut dalam air, maka jenis gaya antar molekul yang harus diputuskan adalah A.    Gaya ion-ion B.