Sabtu, 08 Oktober 2016

Menanamkan Pemahaman Konsep Mol

Bagi siswa kelas X, materi stoikiometri (perhitungan kimia) menjadi momok yang sangat menakutkan. Hal ini disebabkan pada materi stoikiometri siswa dituntut untuk mahir dalam menghitung yang kebanyakan siswa tidak menguasai operasi perhitungan dasar (perkalian, pembagian, penjumlahan, pembagian). Ini jadi tantangan tersendiri bagi kita sebagai guru untuk membuat siswa dapat memahami materi stoikiometri.
Materi stoikiometri yang paling umum dan sering dijumpai adalah tentang konsep mol. Konsep mol dapat dikatakan sebagai materi dasar dari kimia, sebab perhitungan mol akan dipakai pada materi selanjutnya pada jenjang yang lebih tinggi bahkan pada tingkat universitas. Untuk itu, siswa tidak dapat melangkah pada materi selanjutnya jika tidak menguasai konsep mol.
Kebanyakan dari guru kimia ketika mengajarkan konsep mol adalah mereka langsung menyuguhkan persamaan matematis mol. Hal ini membuat siswa yang kurang dalam kemampuan matematik frustasi dan kehilangan semangat untuk mempelajarinya. Untuk itu perlu adanya cara lain untuk membuat siswa paham akan konsep mol tanpa secara langsung memberi mereka persamaan/rumus-rumus mencari mol suatu zat.
Penanaman konsep kepada siswa sangat penting, agar mereka memahami dengan benar apa yang mereka pelajari. Sehingga siswa tidak hanya sekedar mengafal rumus, tetapi mereka juga paham apa yang dimaksud dengan mol sebenarnya.
Mol adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat. Istilah mol pertama kali diciptakan oleh Wilhem Ostwald dalam bahasa Jerman pada tahun 1893, walaupun sebelumnya telah terdapat konsep massa ekuivalen seabad sebelumnya. Istilah mol diperkirakan berasal dari kata bahasa Jerman "molekul". Nama gram atom dan gram molekul juga pernah digunakan dengan artian yang sama dengan mol, namun sekarang sudah tidak digunakan.
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah suatu sistem yang mengandung "entitas elementer" (atom, molekul, ion, elektron) sebanyak atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12. Sehingga:
- satu mol besi mengandung sejumlah atom yang sama banyaknya dengan satu mol emas;
- satu mol benzena mengandung sejumlah molekul yang sama banyaknya dengan satu mol air;
- jumlah atom dalam satu mol besi sama dengan jumlah molekul dalam satu mol air.

Menyelesaikan Soal Perhitungan Mol Suatu Zat Tanpa Rumus

Dalam menyelesaikan soal mengenai mol suatu zat, terdapat beberapa rumus yang umum digunakan. Namun pada dasarnya menghitung mol zat dapat dilakukan hanya dengan melihat satuan-satuan yang terdapat pada soal. Berikut saya akan menjelaskan bagaimana menghitung mol tanpa menggunakan rumus namun cukup melihat satuan-satuan yang ada pada soal.
Soal 1:
Hitunglah mol dari 64 gram oksigen (O2), diketahui Ar O =16 gram/mol.
Jawab:
Ar O = 16 gram/mol, karena ada 2 atom O pada O2 maka Mr O2 = 2 x 16 gram/mol = 32 gram/mol
Maksud dari Mr O2 = 32 gram/mol adalah dalam 1 mol Omassanya 32 gram. Sehingga jika massa O2 = 64 gram maka mol O2 adalah 2 mol.
Soal 2:
Hitunglah mol dari 11,2 liter gas H2 pada keadaan standar (STP). Diketahui volume gas dalam keadaan standar adalah 22,4 L/mol.
Jawab:
Volume gas pada keadaan standar adalah 22,4 L/mol berarti dalam 1 mol gas volumenya 22,4 L. Jika 2 mol gas berarti volumenya 44,8 L. Sehingga jika volume gas adalah 11,2 L berarti mol gas tersebut adalah 1/2 mol atau 0,5 mol.
Soal 3:
Hitunglah mol dari 2,408 x 1024 molekul CO2. Diketahui NA = 6,02 x 1023 partikel/mol
Jawab:
6,02 x 1023 partikel/mol berarti:
dalam 1 mol zat terdapat 6,02 x 1023 partikel;
dalam 2 mol zat terdapat 12,04 x 1023 partikel atau 1,204 x 1024 partikel;
dalam 3 mol zat terdapat 18,06 x 1023 partikel atau 1,806 x 1024 partikel;
dalam 4 mol zat terdapat 24,08 x 1023 partikel atau 2,408 x 1024 partikel.
Sehingga mol dari 2,408 x 1024 molekul CO2 adalah 4 mol.

Menghitung Massa Unsur dalam Senyawa dengan Mencongak


Menentukan massa suatu unsur dalam senyawa dapat dilakukan dengan mencongak (tanpa mencakar). Hal ini dilakukan dengan membandingkan jumlah Ar suatu unsur dalam senyawa dengan Mr suatu senyawa. Perbandingan jumlah Ar unsur dalam senyawa dengan Mr senyawa sama dengan perbandingan massa unsur tersebut dengan massa senyawa. Misalkan pada molekul H2O, jumlah Ar H adalah 2 x 1 = 2,  dan jumlah Ar O adalah 1 x 16 = 16, serta Mr H2O adalah 18. Perbandingan jumlah Ar H dengan H2O adalah 2:18 atau 1:9 serta perbandingan jumlah Ar O dengan Mr H2O adalah 16:18 atau 8:9.

Contoh 1 :Tentukan massa H dalam 36 gram H2O!
Jawab:  perbandingan Ar H dengan Mr H2O adalah 2:18, berarti massa H2O adalah 2 x Mr H2O, sehingga massa H dalam 36 gram H2O adalah 2 x jumlah Ar H yaitu 2 x 2 = 4 gram.
Contoh 2: Tentukan massa O dalam 9 gram H2O!
 Jawab: perbandingan Ar O dengan Mr H2O adalah 16:18 atau 8:9, sehingga massa O dalam 9 gram H2O adalah 8 gram.

Jumat, 07 Oktober 2016

CARA MUDAH MENGGAMBARKAN STRUKTUR LEWIS MOLEKUL TAK BERMUATAN

Ikatan kovalen umumnya dinyatakan dalam bentuk notasi lewis yaitu menggunakan notasi dot-cross (titik-silang) untuk menyatakan elektron dan ikatan. Dalam menentukan struktur lewis banyak siswa maupun guru-guru yang masih kesulitan menggambarkannya. Kali ini saya akan membagikan cara yang bisa memudahkan kita dalam menggambarkan struktur lewis suatu senyawa.
Berikut langkah-langkah untuk menentukan struktur Lewis:
  1. Hitung jumlah semua elektron valensi untuk setiap atom dalam molekul (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron valensi).
  2. Hitung jumlah elektron valensi setiap atom dalam molekul jika atom-atom itu sesuai aturan oktet (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron oktet). Aturan oktet menyatakan bahwa semua atom harus memiliki delapan elektron valensi (kecuali untuk hidrogen, yang cukup dua saja, dan boron dengan enam elektron).
  3. Hitung selisih jumlah elektron yang sesuai aturan oktet dengan jumlah elektron valensi nyatanya (hasil pada langkah #2 dikurangi hasil pada langkah #1). Selisih ini akan sama dengan jumlah elektron yang digunakan berikatan dalam molekul. (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron berikatan)
  4. Bagilah jumlah elektron berikatan dengan angka dua: Ingat, karena setiap ikatan memiliki dua elektron, jumlah elektron yang digunakan bersama dua atom yang berikatan. Hasil bagi ini merupakan jumlah ikatan yang akan digunakan dalam molekul.(selanjutnya dalam tulisan ini disebut jumlah ikatan)
  5. Gambarkan susunan atom untuk molekul dengan jumlah ikatan yang diperoleh pada langkah #4 di atas: Beberapa aturan berguna untuk diingat adalah ini:
    • Hidrogen dan halogen: berikatan sekali.
    • Golongan oksigen: berikatan dua kali.
    • Golongan nitrogen:  berikatan tiga kali. Begitu pula boron.
    • Golongan karbon: berikatan empat kali.
Sebaiknya ikatan-ikatan yang dipasang antaratom adalah ikatan tunggal terlebih dahulu, dan kemudian menambahkan beberapa ikatan (jika diperlukan) sampai aturan diatas diikuti.
Catatan: Unsur yang lebih elektroprositif atau kurang elektronegatif (dalam tabel periodik unsur letaknya di sebelah kiri (kecuali H) atau sebelah bawah atau jari-jari atomnya lebih besar) lebih mungkin sebagai atom pusat. Perkecualian pada Cl2O, O yang berperan sebagai atom pusat. H tidak akan pernah sebagai atom pusat. Atom pusat ketika membentuk ikatan harus mengikuti aturan oktet, kecuali Be hanya 4 elektron ikatan dan B hanya 6 elektron ikatan.
  1. Tentukan jumlah pasangan elektron bebas (tak berikatan). Caranya hitung jumlah elektron valensi – jumlah elektron yang digunakan untuk berikatan
atau dengan cara kurangi hasil hitung langkah #1 dengan hasil hitung pada langkah # 3.
Tata semuanya di sekitar atom sampai semua memenuhi aturan oktet: Ingat, SEMUA unsur agar di sekitarnya ada delapan elektron, secara total (KECUALI hidrogen). Hidrogen cukup dua elektron. Oh ya untuk unsur yang terletak pada periode 3 (misalnya S belerang) sering jumlah elektron disekitarnya lebih dari delapan, dengan pertimbangan muatan formalnya nol akan lebih disukai.
  1. Menguji keberadaan muatan formal, (muatan formal ini adalah muatan semu, hasil perbandingan antara elektron valensi setiap atom dengan jumlah elektron yang dimiliki ketika membentuk ikatan dengan atom yang lain).
Muatan formal tiap atom = elektron valensi atom – jumlah ikatan dengan atom lain – jumlah elektron bebas (tidak digunakan berikatan) yg dimiliki.
Contoh penerapan untuk molekul CH2O
  1. Total elektron valensi adalah 12.
2 elektron valensi H (2 atom H × 1 elektron/atom = 2 elektron)
4 elektron valensi C (1 atom C × 4 elektron/atom) = 4 elektron)
6 elektron valensi O (1 atom O × 6 elektron/atom) = 6 elektron)
Jumlah elektron valensi pada CH2O = 2+4+6 = 12 elektron
  1. Total elektron oktet semua atom dalam CH2O = 20, diperoleh dari:
(2 atom H × 2 elektron) + 1atom C × 8 elektron) + (1 atom O × 8 elektron)  = 4 + 8 + 8 = 20 elektron.
  1. Total elektron berikatan sama dengan total elektron oktet dikurangi total elektron valensi, atau 20 – 12 = 8.
  1. Jumlah ikatan = total elektron berikatan dibagi dua, karena ada dua elektron per ikatan. Akibatnya, di CH2O, jumlah ikatannya = 4. (Karena 8/2 adalah 4).
  2. Penggambaran struktur Lewis, tuliskan atom C di tengah dan atom lainnya (2 atom H dan 1 atom O) berada di sekeliling atom C. Cantumkan elektron berikatan (masing-masing 2 elektron setiap ikatan) di antara atom pusat (C) dengan atom yang ada disekitarnya, antara atom C dan O yang paling mungkin memiliki ikatan rangkap 2 (double bond). Lakukan hingga semua (dalam hal ini 8 elektron berikatan terpakai). 
struktur lewis CH2O by urip kalteng-1
  1. jumlah pasangan elektron bebas = total elektron valensi (dari # 1) dikurangi total elektron berikatan (dari # 3), yang dalam contoh ini sama dengan 12 – 8, atau 4. Melihat struktur CH2O, dapat dilihat bahwa karbon sudah memiliki delapan elektron di sekitarnya. Oksigen, hanya memiliki empat elektron di sekitarnya (lihat gambar pada nomor 5 di atas). Untuk melengkapi gambar, masing-masing oksigen harus memiliki dua set pasangan elektron bebas, Tambahkan pasangan elektron bebas pada atom O sehingga aturan oktet terpenuhi.seperti dalam struktur Lewis berikut:
  2. struktur lewis CH2O by urip kalteng
    1. Menguji ada tidaknya muatan formal tiap atom.
    • Muatan formal C = 4 (e.valensi) – 4 (jumlah ikatan) – 0 (jumlah elektron bebas) = 0
    • Muatan formal H = 1 – 1 – 0 = 0
    • Muatan formal O = 6 – 2 – 4 = 0
    Jadi benar bahwa molekul CH2O ini tidak bermuatan alias netral.
    Contoh penerapan untuk molekul H2CO3
    1. Total elektron valensi adalah 24.
    2 elektron valensi H (2 atom H × 1 elektron/atom = 2 elektron)
    4 elektron valensi C (1 atom C × 4 elektron/atom) = 4 elektron)
    18 elektron valensi O (3 atom O × 6 elektron/atom) = 18 elektron)
    Total elektron valensi pada H2CO3 = 24 elektron
    1. Total elektron oktet semua atom dalam H2CO3 = 36, diperoleh dari:
    (2 atom H × 2 elektron) + 1atom C × 8 elektron) + (3 atom O × 8 elektron)  = 4 + 8 + 24 = 36 elektron.
    1. Total elektron berikatan sama dengan total elektron oktet dikurangi total elektron valensi, atau 36 – 24 = 12.
    1. Jumlah ikatan = total elektron berikatan dibagi dua, karena ada dua elektron per ikatan. Akibatnya, di H2CO3, jumlah ikatannya = 6. (Karena 12/2 adalah 6).
    1. Penggambaran struktur Lewis, tuliskan atom C di tengah dan atom lainnya (2 atom H dan 3 atom O) berada di sekeliling atom C. Cantumkan elektron berikatan (masing-masing 2 elektron setiap ikatan) di antara atom pusat (C) dengan atom yang ada disekitarnya, perhatikan antara atom C dan O ada yang memungkinkan memiliki ikatan rangkap 2 (ikatan dobel). Lakukan hingga semua elektron berikatan terpakai (dalam hal ini 12 elektron berikatan terpakai atau dengan sistem garis, 6 garis).
    1. Jumlah pasangan elektron bebas = total elektron valensi (dari # 1) dikurangi total elektron berikatan (dari # 3), yang dalam contoh ini sama dengan 24 – 12, atau 12.Melihat struktur H2CO3, dapat dilihat bahwa karbon sudah memiliki delapan elektron (empat ikatan) di sekitarnya. Setiap oksigen akan mendapat bagian masing-masing 2 pasang elektron bebas untuk memenuhi aturan oktet, untuk atom H sudah memenuhi aturan duplet. H2CO3 mempunyai struktur Lewis:
    h2co3 lewis struktur
    1. Menguji ada tidaknya muatan formal tiap atom.
    • Muatan formal C = 4 (e.valensi) – 4 (jumlah ikatan) – 0 (jumlah elektron bebas) = 0
    • Muatan formal H = 1 – 1 – 0 = 0 —–pada moleluk ini kedua atom H muatan formalnya sama.
    • Muatan formal O (yang berikatan rangkap dengan C) = 6 – 2 – 4 = 0
    • Muatan formal O (yang berikatan dengan C dan H) = 6 – 2 – 4 = 0
    Jadi benar bahwa molekul H2CO3 ini tidak bermuatan alias netral.

Featured Post

Cara Menghitung pH Asam dan Basa: Soal dan Pembahasan Terlengkap

  Sifat larutan (asam, basa atau netral) dapat direpresentasikan menggunakan konsentrasi ion hidrogen (H + )  atau konsentrasi ion hidroksil...